9 July 2025

PUSTAKALEWI NEWS

Progresif dalam Pemikiran, Pluralis dalam Pemberitaan

Berikut Catatan BPS Soal Statistik Kesehatan Jatim Sepanjang 2021

6 / 100 SEO Score
logo BPS

Surabaya – Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim) melaporkan Statistik Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2021.

Penduduk Jawa Timur yang mempunyai keluhan kesehatan pada tahun 2021 tercatat sebesar 28,55 persen. Kemudian terdapat 14,87 persen penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dan hal tersebut mengganggu kegiatan sehari-hari atau menderita sakit.

Melansir laman resmi BPS Jatim pada tanggal 30 Agustus 2022, Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan menjelaskan bahwa penduduk Jawa Timur yang berobat jalan pada tahun 2021 sebanyak 39,66 persen.

Sebagian besar atau sebesar 43,87 persen, memanfaatkan jasa praktik dokter/bidan dan sebanyak 31,92 persen memanfaatkan klinik/praktik dokter bersama, sisanya memanfaat fasilitas kesehatan lainnya.

“Alasan utama penduduk Jawa Timur tidak berobat jalan adalah karena merasa mampu mengobati sendiri yaitu sebesar 82,20 persen dan merasa tidak perlu sebesar 13,59 persen,” ujar Dadang.

Ia pun menerangkan rumah sakit pemerintah dan swasta adalah fasilitas kesehatan yang dipilih oleh sebagian besar penduduk Jawa Timur, masing-masing sebesar 31,79 persen dan 42,01 persen untuk menjalani rawat inap.

Persentase penolong kelahiran oleh tenaga medis pada wanita pernah kawin usia 15-49 tahun di Jawa Timur tahun 2021 adalah 98,59 persen.

“Masih terdapat 1,41 persen yang penolong proses kelahiran anak hidupnya yang terakhir oleh tenaga nonmedis,” imbuh Kepala BPS Jatim.

Kemudian mengenai persentase wanita pernah kawin usia 10 tahun ke atas di Jawa Timur yang menikah di usia kurang dari 17 tahun sebesar 20,20 persen. Rata-rata usia perkawinan pertama perempuan di Jawa Timur sekitar 19,92 tahun.

Dari sisi partisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB), sekitar 72,17 persen perempuan berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin (Pasangan Usia Subur/PUS) pernah menggunakan alat/cara KB dan angka prevalensi KB menunjukkan capaian sebesar 61, 77 persen.

2021, Imunisasi Lengkap Balita Jatim sebesar 38,57%

Tahun 2021, capaian imunisasi lengkap pada balita di Jawa Timur tercatat sebesar 38,57 persen. Imunisasi lengkap adalah jika balita mendapatkan imunisasi dasar satu kali untuk Bacillus Calmette–Guerin (BCG) dan campak, serta tiga kali untuk Diphtheria Vaccine (DPT), Polio, dan Hepatitis B.

Dadang Hardiwan menjelaskan bahwa apabila dilihat dari jenis imunisasi, balita yang diberikan imunisasi BCG menempati urutan tertinggi yaitu mencapai 89,44 persen, kemudian polio 89,38 persen, Hepatitis B mencapai 87,17 persen, DPT 85,06 persen, dan Campak 70,18 persen.

“Persentase balita yang mendapatkan imunisasi BCG, Polio, DPT, dan Hepatitis B, menunjukkan angka yang cukup tinggi karena saat ini layanan pemberian imunisasi dasar dapat dengan mudah diperoleh di posyandu-posyandu dan puskesmas secara gratis,” ujar Dadang.

Sebagai informasi, selain pemberian Air Susu Ibu (ASI) hingga usia 2 tahun, pemberian imunisasi dilakukan pada bayi baru lahir hingga usia 5 tahun. Imunisasi diberikan agar tubuh menjadi kebal terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi dasar yang diberikan pada balita adalah imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B.

Imunisasi Hepatitis B pertama kali diberikan pada saat bayi baru lahir, baru kemudian diulang hingga tiga kali ketika bayi berusia 2-4 bulan. Imunisasi BCG diberikan hanya satu kali ketika bayi berusia 1 -2 bulan.

Sementara imunisasi Polio dan DPT diberikan pada bayi berumur 1-4 bulan, masing-masing empat kali untuk polio dan tiga kali untuk DPT.

“Terdapat pula istilah DPT combo (DPT-HB), yaitu pemberian imunisasi kombinasi antara DPT dan Hepatitis B, yang diberikan pada satu waktu yang sama. Imunisasi campak diberikan pada bayi ketika usia 9-12 bulan,” pungkas Dadang. Info/red

6 / 100 SEO Score