10 December 2024

PUSTAKALEWI NEWS

Progresif dalam Pemikiran, Pluralis dalam Pemberitaan

Mahasiswa FKIP PCU Panen Perdana dan Lelang Ikan Nila untuk Modal Usaha Lanjutan

PCU Panen Ikan

Surabaya – Sebanyak Lima mahasiswi Faculty of Teacher Education atau FKIP Petra Christian University (PCU) berhasil memanen perdana hasil bisnis maggot dan aquaponik.

Tergabung dalam tim Petra-ponik, panen ini dilaksanakan pada Kamis (27/06) mulai pukul 08.30-09.30 WIB di belakang kantin Gedung W, kampus PCU.

Sejumlah kurang lebih 250 ikan nila dipanen untuk pertama kalinya. Tim ini merupakan bimbingan dari Dr. Ir. Sindu Prawira, MBA., M.Min., Sekretaris Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) Petra.

“Mereka diberi modal awal sebesar Rp 25 juta untuk menjalankan bisnisnya. Para mahasiswa ini juga diajari cara menjadi entrepreneur yang memiliki kasih dan hati untuk melayani sesama,” kata Hanjaya Siaputra, S.E., M.A., dosen pendamping dalam proyek ini.

Bukan sekadar bisnis biasa, ini semua berawal dari keprihatinan terhadap isu sampah dan ketahanan pangan. Alhasil, Neci Larichi Hudi Limu (PG PAUD – 2021), Maros Marlin Lodo (PG SD – 2022), Levireginaros Minipko (PG SD – 2021), Grace Arta Wijayanti (PG PAUD – 2021), dan Riani Larosa (PG SD-2022) pun tergerak untuk memulai bisnis ini.

Dengan sistem Recirculating Aquaponic System (RAS), bisnis mahasiswa Petra-ponik ini menggabungkan dua sistem yang ramah lingkungan yaitu maggot dan aquaponik.

Maggot digunakan untuk mengolah sampah organik menjadi pakan ikan, sedangkan aquaponik digunakan untuk menanam sayuran dan memelihara ikan.

“Sistem aquaponik yang ramah lingkungan dan pengelolaan sampah organik dengan maggot merupakan tindakan nyata untuk memelihara kelestarian bumi. Ini juga memastikan bahwa bisnis kita tidak mencemari lingkungan dengan limbah dan kerusakan,” tambah Hanjaya atau kerap disapa Tjun Han yang juga seorang dosen Hotel Management PCU itu.

Setelah seleksi internal, tim yang secara rutin mendapat pendampingan itu pun mulai menjalankan bisnis maggot sejak September 2023, dan bisnis Aquaponik sejak April 2024.

Mulai dari membeli telur maggot, benih ikan, vitamin, pipa hidroponik, pakan ikan, dan lainnya, mereka pun lantas mengatur banyak hal. Mereka menata jadwal pembagian tugas, belajar cara menghitung untung-rugi, hingga bagaimana cara menjualnya.

Sementara itu, ketua tim Petra-ponik, Neci, mengungkapkan bahwa pengalaman baru ini sangat bermanfaat meski tak dipungkiri ada banyak kesulitan yang menghimpit. Tetapi itu semua tak menyurutkan semangat mereka untuk menjadi berkat bagi orang lain.

“Salah satu kesulitannya adalah saat kami mengetes air kolam bagi benih ikan, serta bagaimana campuran vitamin yang tepat,” kata Neci.

Saat pelelangan, ada lima orang yang melakukan panen ikan termasuk Camat Wonocolo dan Lurah Siwalankerto.
info/red
Harga dibuka dengan Rp35.000/kg. Barangsiapa menawar dengan harga tertinggi, maka ia akan mendapatkan hasil panen tersebut.

Ikan hasil lelang dapat diberikan dalam keadaan mentah atau sudah dalam kondisi matang yang diolah oleh tim Hotel Management PCU.

Nantinya, hasil lelang yang terkumpul akan menjadi modal kegiatan usaha lanjutan bagi tim mahasiswa yang akan melanjutkan proyek Aquaponik.

Sebelum acara pelelangan, para pengunjung terlebih dahulu diajak melihat maggot peliharaan tim Petra-ponik.

Terdapat empat kotak biopon sebagai “rumah” maggot ini, dengan ukuran 122 cm x 61 cm. Makan sekali sehari, maggot-maggot itu mampu menghabiskan rata-rata 8 kilogram sisa makanan.

“Kami menggunakan sampah sisa makanan yang ada di kantin PCU. Maggot ini juga menjadi salah satu bahan utama campuran untuk pakan ikan. Mengolah sampah organik mencerminkan tindakan manusia untuk menjaga dan merawat bumi, mengurangi limbah, dan mengubahnya menjadi sumber daya yang bermanfaat seperti pakan ikan dan pupuk organik,” tambah Neci yang berasal dari Sumba itu.

Bisnis ini akan terus berkelanjutan meski nantinya mereka telah lulus. Mahasiswa-mahasiswa lainnya lah yang akan melanjutkan bisnis Petra-ponik ini. Dengan begitu, ini tak hanya memecahkan masalah masyarakat tapi juga menguntungkan para pelakunya. info/red