
Kasus dugaan pelecehan seksual di sebuah panti asuhan di Surabaya mengejutkan masyarakat. Insiden yang melibatkan anak-anak sebagai korban ini menimbulkan keprihatinan mendalam, mengingat panti asuhan seharusnya menjadi tempat perlindungan dan kasih sayang, bukan tempat ancaman.
Survei terhadap opini masyarakat Surabaya yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya menunjukkan respons tegas dan penuh empati dari warga. Hasil survei ini menggambarkan bagaimana masyarakat tidak tinggal diam dan berharap ada perubahan nyata demi perlindungan anak-anak yang rentan.
Survey ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan pada pengumpulan data berupa angka dan analisis statistik. Pelaksanaan survey ini dilakukan pada tanggal 4 Mei 2025, dengan tujuan untuk memperoleh data yang objektif dan dapat diukur secara sistematis. Metode kuantitatif dipilih karena mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai pola, kecenderungan, dan hubungan antar variabel yang diteliti.
Mayoritas warga sudah tahu kasus Ini dan resah dari 41 responden yang disurvei, sebanyak 82,9% menyatakan bahwa mereka mengetahui kasus tersebut. Artinya, kasus ini cukup mendapat perhatian publik. Bahkan, 100% respondensetuju bahwa kasus pelecehan seksual di panti asuhan harus mendapatkan perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah.
Namun, tak semua merasa informasi kasus ini sudah menyebar dengan baik. 68,3% menyebut bahwa informasi tentang kasus ini sudah cukup tersebar di Surabaya, sementara 31,7% lainnyamerasa belum cukup terinformasikan. Ini menjadi catatan penting bagi media dan aparat penegak hukum untuk lebih transparan dan aktif mengedukasi masyarakat.
Penanganan dinilai belum memadai salah satu temuan penting dalam survei ini adalah penilaian masyarakat terhadap penanganan kasus oleh pihak berwenang. 56,1% responden menilai bahwa penanganan terhadap kasus ini masih belum tepat atau belum maksimal.
-Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Opini Publik dan Propaganda dengan dosen pengampu Beta Puspitaning Ayodya, S.Sos., M.A.-
Penulis: Asa Avrilia Fernanda, Amelia Wulan Syahfitri dan Gabriela Monica Erwina
 
                   
                   
                   
                   
                   
                   
                   
                   
                       
                       
                       
                       
                      
 
             
                   
                   
                   
                  
Berita Lainnya
Tren memakai Tumbler mahal, peduli lingkungan atau hanya sekedar gaya??
Favehotel MEX Tunjungan Surabaya Hadirkan Promo Kamar “November to Remember” Menginap Nyaman Mulai dari Rp 300.000
Sambut Halloween, Hotel Neo Gubeng Surabaya Hadirkan Pengalaman Kuliner Spesial