Surabaya – Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi peternakan Domba yang ada di Magelang, Jawa Tengah. Kepada para peternak, Puan mengingatkan agar hasil dari ternak Domba tersebut diprioritaskan untuk biaya pendidikan anak-anak mereka.
Puan mengunjungi peternakan yang tergabung dalam Asosiasi Kelompok Ternak Domba Secang-Grabag di kawasan Secang, Magelang, Rabu (31/1/2024). Ia didamping oleh Anggota DPR, Paramita Widya Kusuma dan My Esti Wijayati, serta Anggota DPRD Magelang, Grengseng Pamudji.
Setidaknya ada 160 peternak yang tergabung dalam asosiasi ini dengan total 6.000 Domba. Di dalam asosiasi peternak Domba tersebut terdapat 51 kelompok yang lokasinya terpisah-pisah. Masing-masing peternak memiliki sekitar 30 Domba.
Adapun lokasi peternakan yang dikunjungi Puan adalah kandang milik Kelompok Ternak Domba Lembah Manah yang berada di Secang. Kehadirannya mendapat sambutan meriah dari warga setempat.
“Masyarakat itu harus dibuat menjadi berdaya untuk bisa sejahtera. Untuk mengentaskan kemiskinan dengan cara yang terhormat, maka ibaratnya masyarakat harus turut diberi kail, dan bukan hanya dikasih ikannya,” kata Puan.
Asosiasi Kelompok Ternak Domba Secang-Grabag memang merupakan kelompok binaan Fraksi PDIP. Hasil penjualan daging setiap semester dapat menambah keperluan sekolah anak-anak dari peternak, selain dari dana BOS.
Puan mendorong anggota dewan untuk memberi bantuan dan pembinaan seperti yang dilakukan terhadap Kelompok Ternak Domba Secang-Grabag yang kini berhasil menjadi kawasan Domba unggul.
“Anggota Dewan harus bisa meng-advokasi berbagai program dari pemerintah pusat dan daerah yang bisa memberdayakan rakyat seperti di sini yang menjadi peternak Domba,” jelas perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Saat meninjau kandang Domba, Puan didampingi oleh Ketua Asosiasi Kelompok Ternak Domba Secang-Grabag, Yunan. Di kelompok yang dikunjungi Puan ini terdapat 150 ekor Domba.
“Grabag-Secang Alhamdulillah menjadi kawasan Domba unggul. Di sini Domba lokal disilangkan dengan domba impor. Ekonomi masyarakat semakin bertambah karena ada asosiasi domba,” jelas Yunan.
Kepada Puan, Yunan mengaku para peternak berharap agar ada bantuan mesin chopper untuk meningkatkan hasil penjualan ternak. Mereka juga berharap ada tambahan bantuan Domba sebanyak-banyaknya.
Puan menyatakan siap memfasilitasi permintaan para peternak. Namun ia berpesan kepada para peternak untuk memprioritaskan pendidikan anak-anak mereka yang bisa ditunjang dari hasil ternak.
“Dengan usaha peternakan kambing ini, InsyaAllah sudah bisa sekolahkan anak-anaknya. Jangan sampai karena punya ternak, sejahtera, lalu anak tidak disekolahkan. Pendidikan anak penting, supaya pinter dan bisa membangun daerah,” papar Puan.
Di sela-sela meninjau kandang Domba, Puan juga bertemu dengan sejumlah anak muda yang akhirnya bisa menempuh pendidikan tinggi karena mendapat beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Mereka mendapat KIP Kuliah atas aspirasi Fraksi PDIP.
Seperti Agustina, mahasiswa STMIK Bina Patria yang sebelum mendapat beasiswa terpaksa harus bekerja untuk mengumpulkan biaya pendidikan. Ibunya merupakan buruh pabrik, dan ayahnya sudah meninggal dunia.
“Kerja ambilin telur sortir layanin pembeli, 2021 ditawari beasiswa kuliah sama Pak Grengseng,” cerita Agustina kepada Puan.
Sama seperti Agustina, dua penerima KIP Kuliah lainnya yakni Hamzah dan Prasetyo awalnya tidak bisa berkuliah karena terkendala biaya. Mereka bersyukur atas bantuan Fraksi PDIP sehingga saat ini bisa berkuliah. Ketiganya memiliki IPK yang cukup tinggi.
Kunjungi UMKM Kue Rumahan Khas Magelang
Setelah dari Secang, Puan kemudian melanjutkan kunjungan kerja dengan meninjau UMKM kue yang berada di Dusun Kerten, Magelang. Puan disambut hangat oleh warga Desa Kerten.
Dusun Kerten sendiri merupakan sentra kue Kereng, makanan khas Magelang yang mirip seperti kue semprong. Ada 86 KK di desa ini yang semuanya memproduksi Kue Kereng dengan bahan baku dari beras ketan ditambah beras cengklok itu.
Puan pun mendatangi sejumlah rumah warga dan melihat proses pembuatan Kue Kereng, salah satunya adalah rumah Ibu Tasrifah. Kepada Puan, Ibu Tasrifah menjelaskan Kue Kereng bisa disimpan hingga 6 bulan dan tidak akan melempem. Produksi Kue Kereng di Desa Kerten bisa menerima pilihan order rasa.
Meski mayoritas warganya memproduksi Kue Kereng, namun UMKM di desa tersebut belum memiliki paguyuban. Mereka juga hanya mampu menyalurkan hasil produksinya ke distributor atau langsung ke pasar.
Bahkan Kue Kereng dari Desa Kerten tidak memiliki merk atau kemasan khusus. Warga pun mengaku belum pernah mendapat bantuan, atau disentuh oleh Pemerintah.
Oleh karenanya, Puan mendorong Pemerintah untuk menjangkau dan memberi bantuan kepada warga Desa Kerten agar produksi Kue Kereng dari kawasan ini bisa lebih maju. Apalagi Desa Kerten menjadi satu dari 3 desa di Magelang penghasil Kue Kereng.
“Industri rumahan seperti produksi kue Kereng di Dusun Kerten harus dibantu untuk bisa ‘naik kelas’,” terang Puan.
Ketika berbincang dengan Puan, warga berharap mendapat bantuan seperti parutan kelapa dan mesin penghalus beras. Sebab proses pembuatan Kue Kereng di desa ini betul-betul masih sangat manual dengan tungku dan berasnya ditumbuk.
Mantan Menko PMK itu pun mengingatkan pentingnya dukungan untuk pelaku UMKM. Puan menyebut dukungan dari Pemerintah Pusat maupun Pemda untuk UMKM pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat.
“Perlu dibantu untuk ada paguyuban yang dapat mengkoordinasikan bantuan permodalan, pembinaan, dan pemasaran,” tutur cucu Bung Karno itu.
“Saya yakin jika dikelola dengan rapi dan baik, kue Kereng Dusun Kerten bisa menjadi salah satu ikon khas wisata Magelang,” sambung Puan.
Di Desa Kerten, Puan membeli 1 kardus yang berisi 5 kg Kue Kereng. Meski kemasannya sangat sederhana, kue rumahan itu dinilai sangat otentik. info/red
Berita Lainnya
OJK Dorong Penguatan BPR dan BPRS Jawa Timur
Kolaborasi Telin dan Citra Connect Perkuat Ekonomi Digital Indonesia
KPPU Dorong BUMN Ikuti Program Kepatuhan Persaingan Usaha