Jakarta – Pemimpin Gereja Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus menyampaikan pesan yang menjunjung nilai-nilai persaudaraan, iman dan bela rasa saat di Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga atau Gereja Katedral Jakarta.
Paus Fransiskus yang mengenakan jubah putih, berkalung salib duduk di bagian depan kiri kendaraan itu. Paus membuka kaca pintu dan melambaikan tangan kepada jemaat yang menyambutnya. Dengan sorak-sorai jemaat Katolik dan iringan lagu kicir-kicir dengan angklung menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta pada Rabu sore ini. Paus Fransiskus akhirnya tiba di kawasan Katedral sekitar pukul 16.38 WIB menggunakan Toyota Kijang Innova Zenix berwarna putih bernomor polisi SCV 1.
Pertemuan ini dilakukan setelah Paus menjalani rangkaian kegiatan kenegaraan di Istana Kepresidenan Jakarta. Dia juga melakukan pertemuan pribadi dengan anggota Serikat Jesuit di Apostolic Nunciantura Kantor Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta.
Paus mengutip perkataan seorang penyair dari abad 20 yang mengatakan bahwa ikatan persaudaraan berarti saling mencintai dengan mengakui perbedaan masing-masing seperti dua tetes air.
“Ungkapan tentang dua tetes air tadi melukiskan persaudaraan secara sempurna. Tidak ada dua tetes air yang sama. Tidak juga dua saudara atau saudari, bahkan saudara kembar pun sama sekali tidak identik,” katanya saat menemui para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis di Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga atau Gereja Katedral, Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, menghidupi hubungan persaudaraan berarti menyambut dan mengakui satu sama lain sebagai sederajat di dalam perbedaan. Nilai ini, kata Paus, sudah akrab dengan gereja Indonesia yang diperlihatkan dengan keterbukaannya terhadap perbedaan pada aspek budaya, etnik, sosial, dan agama. Ini penting karena mewartakan Injil bukan berarti memaksakan iman kita atau mempertantangkannya dengan iman orang lain. Selalu dengan sikap penghargaan yang besar dan kasih sayang persaudaraan untuk semua orang,” ujarnya.
Bapa Suci umat katolik tersebut mengakui bahwa dirinya terkesan dengan satu sikap saling bergandengan tangan ketika tendensi untuk memecah belah, memaksa, dan memprovokasi satu sama lain terus meningkat.
Paus membayangkan Indonesia yang merupakan sebuah negara kepulauan yang luas namun orang-orangnya dapat bersatu dan saling merangkul.
“Kamu tahu apa yang mempunyai kepentingan atau apa yang memecahbelahkan dan meruntuhkan semua itu? Tentu saja adalah kerja setan, jadi berhati-hati,” kata Paus.
“Perumpamaan indah lainnya tentang persaudaraan adalah sebuah permadani besar dari benang cinta yang melintasi lautan. Mengatasi rintangan-rintangan dan merangkul semua perbedaan membuat semua orang menjadi sehati dan sejiwa,” ujarnya.
Pemimpin Gereja Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus berpesan kepada umat agar sedekah yang diberikan kepada orang yang membutuhkan tidak hanya sekadar pemberian, namun juga diiringi dengan sentuhan.
“Kita tidak boleh hanya memberi, tapi juga harus bersentuhan langsung dengan yang meminta. Pandang dalam mata mereka, itulah yang dikatakan sebagai upaya dalam mengembangkan jaringan kasih. Ketika saya mendengar pengakuan, saya biasa tanya kepada orang apakah dia pernah sedekah ke orang miskin? Itu pertanyaan pertama, kemudian kedua apakah dia juga sentuh tangan orang yang meminta? “ ujar Paus Fransiskus
Paus mengatakan mengembangkan jaringan kasih merupakan salah satu bentuk bela rasa dalam kehidupan, yang senada dengan tema kunjungannya kali ini yaitu “Iman, Persaudaraan, dan Bela Rasa”, yang bertujuan untuk mendekatkan umat manusia satu sama lain.
Bela rasa, kata dia, berarti merangkul mimpi dan hasrat kaum yang tertindas akan kebebaan dan keadilan mereka. Menurutnya, pengembangan jaringan kasih tanpa batas dengan sentuhan kala memberikan sedekah kepada kaum miskin merupakan upaya dalam menciptakan kekuatan kasih yang luas dan besar.
Sementara kaum muda dari Scholas Occurantes mendapatkan kesempatan berjumpa Paus Fransiskus di Youth Center Graha Pemuda Senayan, pukul 17.35 WIB.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama dari tanggal 3–13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.mar/info/red
Berita Lainnya
Wali Kota Eri Imbau Warga Surabaya Tetap Waspada dan Tingkatkan Toleransi Beragama
Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo Resmi Ditahbiskan Menjadi Uskup Surabaya
Donald Trump Resmi Kembali Pimpin Amerika Serikat