16 November 2025

PUSTAKALEWI NEWS

Progresif dalam Pemikiran, Pluralis dalam Pemberitaan

Menghidupkan Kisah Spiritual Bung Karno Lewat Teater

55 / 100 SEO Score

Napak Tilas Bung Karno

Surabaya – Kisah spiritual Presiden Soekarno diangkat ke panggung teater dalam pementasan bertajuk Imam Al-Bukhari dan Soekarno yang digelar di Balai Budaya Surabaya, Sabtu malam (22/6). Menggabungkan sejarah, budaya, dan religiusitas, pertunjukan ini menjadi bagian dari peringatan Bulan Bung Karno 2025.

Disutradarai seniman panggung Restu Imansari, teater ini menyuguhkan sisi jarang terdengar dari Bung Karno: kedekatannya dengan Islam dan tokoh-tokoh besar peradaban Muslim. Naskah digarap berdasarkan riset sejarah, melibatkan 11 aktor dan aktris muda, dan disajikan dalam gaya teater modern yang tetap memancarkan ruh kebudayaan.

Salah satu cerita utama yang diangkat adalah permintaan Bung Karno kepada pemerintah Uni Soviet pada 1950-an agar menemukan makam Imam Al-Bukhari sebelum menerima undangan resmi ke negara itu. “Permintaan itu bukan simbol politik. Bung Karno ingin menunjukkan bahwa pemimpin negara mayoritas muslim harus menjunjung tinggi tokoh Islam dalam panggung dunia,” ujar Rano Karno, Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan, yang hadir dalam acara tersebut.

Rano juga mengenang masa pengasingan Bung Karno di Ende, di mana ia aktif menulis dan mementaskan drama panggung. “Seni bagi Bung Karno adalah media perjuangan dan perenungan. Karena itu, pementasan ini sangat relevan dan emosional,” ucapnya.

Surabaya dipilih sebagai lokasi bukan tanpa alasan. Kota inilah tempat Bung Karno lahir pada 6 Juni 1901 dan menapaki awal perjalanan politik dan spiritualnya. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, “Soekarno dan Surabaya tak terpisahkan. Kita tidak hanya mengenang, tapi harus meneladani semangatnya.”

Menurut Eri, generasi muda perlu menghidupkan kembali api perjuangan Bung Karno, bukan hanya abunya. Ia mengajak warga Surabaya menjadikan nilai-nilai keadilan, keberanian, dan kemanusiaan yang diperjuangkan Bung Karno sebagai panduan di tengah tantangan zaman.

Hadir pula cucu Bung Karno, Puti Guntur Soekarno, anggota DPR RI, yang mengungkap sisi lain diplomasi spiritual sang proklamator. Selain permintaan atas makam Imam Al-Bukhari, Bung Karno juga meminta pemerintah Soviet mengembalikan fungsi Masjid Biru di St. Petersburg, yang sempat dijadikan gereja. “Masjid itu kini dikenal sebagai Soekarno Mosque. Itu simbol bahwa Islam tidak hanya dihormati di dalam negeri, tetapi juga dalam diplomasi global,” kata Puti.

Ia berharap pementasan ini bisa berkeliling ke kota-kota lain, termasuk Bandung, khususnya di Gedung Asia Afrika—lokasi bersejarah tempat Bung Karno memperjuangkan solidaritas bangsa-bangsa Asia-Afrika.

Setelah sukses di Jakarta dan Surabaya, pementasan ini akan menjadi bagian dari roadshow nasional Bulan Bung Karno. Selain teater, rangkaian acara juga mencakup lomba maraton, pasar budaya, diskusi publik, hingga kunjungan ke situs-situs sejarah. info/red

55 / 100 SEO Score