
Surabaya – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (BI KPw Jatim) menggandeng Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga dan Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jatim kembali mengadakan kegiatan tahunan East Java Economic ( EJAVEC) 2023.
Forum yang membahas perkembangan perekonomian Jatim dalam bentuk karya tulis ilmiah tentang berbagai isu strategis di Jatim. Pada tahun ini, The10th Ejavec Forum 2023 mengangkat tema Mendorong Resiliensi Ekonomi Jawa Timur yang Inklusif dan Berkelanjutan di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Global.
Kepala KPw BI Jatim Doddy Zulverdi mengatakan kegiatan tahunan EJAVEC Forum merupakan forum pembahasan perkembangan perekonomian Jawa Timur dalam bentuk karya tulis ilmiah tentang berbagai isu strategis di Jawa Timur, tahun ini ada 120 paper. Menurutnya, gelaran ini makin meningkat terkait kualitas dan kuantitas. Untuk jumlah meningkat dari 90-an menjadi 120. Sementara kualitas juga meningkat terbukti banyak dari peserta yang mengumpulkan karya ilmiah.
“Kalau ditanya terkait bagaimana strateginya meningkat, ya karena kita branding juga berkolaborasi. Sejak awal sudah mendesain proses penilaian cukup terstruktur seperti tesis. Termasuk juga mengundang dewan juri dan itu cara kami melakukan branding,” ujar Doddy, Rabu (26/7).
Salah satu juri Ejavec 2023, Vid Adrison mengatakan, untuk proses penilaian, dari 120 seleksi paper, dibagi 3 kelompok topik. “Masing-masing dewan juri memberi penilaian 15 diambil rata-rata tertinggi. Tahap pertama, dipilih nilai tertinggi diatas 80. Sekitar seminggu baru dapat paper teratas dan memasukkan scoring melalui online,” ujarnya.
“Setelah itu diperoleh 7 paper. Lalu mereka diminta presentasi untuk mencocokan paper yang dibuatnya dan ini tahap klarifikasi. Untuk komponen penilaian di antaranya relevasi dengan topik, bagaimana pembahasan data, metodologi, serta kedalaman analisa,” imbuhnya.
Selanjutnya dilakukan rapat secara demokrasi dan ditentukan pemenangnya. Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair Wisnu Wibowo mengatakan, model kolaborasi perlu dikembangkan ke depannya. Bagaimana sisi akademis bisa dibuat kebijakan dan akhirnya menghasilkan sesuatu yang relevan. “Bagaimana sumbangsih ide untuk kebijakan,” terangnya. Info/red
Berita Lainnya
Transaksi BCA 90% Dilakukan Lewat Mobile dan Internet Banking
PT Freeport Indonesia Gresik Lakukan Tes Commissioning Smelter Awal Tahun 2024
BPJS Ketenagakerjaan Tanjung Perak Terus Berupaya Lindungi Pekerja BPU di Desa & Kelurahan