SURABAYA (Pustakalewi) – Rangkaian hari jadi ke-731 kota Surabaya, tidak hanya di meriahkan oleh para birokrat dan teknokrat. Berbagai kelompok ikut ambil bagian. Termasuk Wanita Pusura tidak mau ketinggalan.
Sebagai salah satu bagian dari kota Surabaya, Pusura menggelar beragam acara, mulai kesenian tari remo hingga layanan kepada masyarakat. Diantaranya, konsultasi keharmonisan rumah tangga dan pelayanan pemeriksaan mata. “Semuanya layanan serta konsultasi tidak dipungut biaya sebagai bentuk rasa syukur Pusura kepada warga kota,” ucap Hoslih Abdullah, ketua Perkumpulan Pusura kepada Pustakalewi, Kamis (30/5/2024).
Hoslih menjelaskan tentang Pusura yang awalnya menggunakan ejaan lama Poesoera, kepanjangan dari Poetra Soerabaja. Organisasi ini lahir tanggal 26 September 1936. Ide awal mendirikan Pusura tidak semata-mata bidang sosial, tetapi menanamkan semangat perjuangan warga Kota Surabaya ikut merebut kemerdekaan dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan di Kota Surabaya.
Pria yang akrab dipanggil Cak Hoslih Abdullah menambahkan, para pendirinya yakni tokoh masyarakat yang berlatar belakang beragam mulai politisi, cendekiawan, pendidik dan ulama. Diantaranya : dr Sutomo, dr Soewandi, dr Yahya, dr Samsi, KH Mas Mansur, H Nawawi Amin, Koesnan Effendi, H Manan Edris dan H Hoesien.
Saat ini Pusura memiliki lima badan otonom yaitu, LBH Pusura, Wanita Pusura, Perhimpunan Olahraga Beladiri Pusura, Generasi Muda Arek-arek Suroboyo, Pemuda Pusura.
Seperti organisasi lain, Pusura telah mengalami pasang surut perjalanan. Kini, diketuai oleh Prof Dr HM Zaidun SH MSi, guru besar dan dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya.
“Pusura tetap akan berkontribusi penuh bagi kemajuan kota Pahlawan tercinta ini,” pungkas Hoslih. [JOY /tsp].
Berita Lainnya
BBCO Indonesia Rayakan Ibadah Natal bersama di Bandung
KAI Daop 8 Ingatkan Segera Pesan Sebelum Kehabisan di Libur Nataru 2024/2025
Pj Gubernur Jatim Hadiri Pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat