27 October 2025

PUSTAKALEWI NEWS

Progresif dalam Pemikiran, Pluralis dalam Pemberitaan

Tradisi Suku Jawa “Munggah Molo” Suatu Kepercayaan atau Mitos?

57 / 100 SEO Score

kerja bakti

Negara Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam kebudayaan dan tersebar luas dari Sabang sampai Merauke, yakni salah satunya adalah kebudayaan Suku Jawa yang berasal dari peninggalan nenek moyang Suku Jawa dahulu dan diwarisakan secara turun temurun yang kental dengan adat dan tradisinya, sehingga menjadikan jati diri Suku Jawa tersebut. Salah satu tradisi Suku Jawa ialah “Munggah molo” mempunyai arti kata “Munggah” berarti menaikkan dan kata “Molo” berarti pemasangan atap genteng, yakni merupakan tradisi ketika seseorang membangun sebuah rumah, yang dimana proses pembangunan rumah tersebut memasuki pada tahap kurang lebih 40 -50 %. Disatu sisi tradisi “Munggah molo” mengacu sebelum proses pemasangan atap genteng rumah tersebut, pada tradisi ini terdapat beberapa benda dan tanaman seperti bendera merah putih, padi, tebu, kelapa, pisang yang menjadi simbol sebelum pemasangan atap genteng. Simbol benda dan tanaman tersebut diikat atau digantung pada tiang peyanggah atap, kemudian sebelum tradisi tersebut dilaksanakan biasanya terdapat kegiatan tasyakuran kecil yang dihadiri oleh para pekerja bangunan dan para tetangga sekitar.

Tradisi “Munggah molo” ini merupakan tradisi Suku Jawa yang sudah tersebar dari beberapa Kota atau Kabupaten di daerah Provinsi Jawa Tengah hingga Kota atau Kabupaten di daerah Provinsi Jawa Timur. Pada tradisi “Munggah molo” yang diikuti dan dilaksanakan para masyarakatnya menggunakan simbol benda dan tanaman yang mempunyai nilai nilai budaya atau makna terkandung di dalamnya seperti contoh, yang pertama terdapat benda yakni sebuah bendera merah putih yang mempunyai makna setiap seseorang harus bersyukur kepada Allah Swt , lalu untuk selalu mengingat bahwa ia berada di negara Indonesia dan juga selalu menanamkan rasa cinta tanah air, kedua terdapat tanaman padi dipercayai melambangkan seseorang tidak boleh bersifat sombong dan selalu rendah hati sesama manusia, ketiga tanaman tebu dipercayai melambangkan kehidupan yang manis setelah berkeluarga seperti halnya rasa tebu, ke empat tanaman kelapa yakni dipercayai melambangkan setiap orang harus mempunyai manfaat bagi sesama manusia ataupun lingkungan sekitar dan menunjukkan tingginya cita cita seperti pohon kelapa yang menjulang tinggi, pisang  dipercayai mempunyai makna kemakmuran. Dengan hal ini masyaraakat Suku Jawa, dari setiap benda dan tanaman yang digantung dipenyanggah atap rumah, secara simbolik mempunyai makna yang positif atau suatu harapan dan keberkahan akan keberlangsungan hidup manusia nantinya.

Pada sisi yang lain khususnya orang lain yang tidak mengerti atau tidak mengenal akan tradisi “Munggah molo” tersebut pasti menggap aneh atau anti-mainstream, yang dimana jika seseorang ingin membangun rumah, seperti orang pada umumnya langsung membangun rumah dari awal sampai akhir tanpa ada ritual tradisi seperti itu. Secara tidak langsung orang lain tersebut tidak akan megetahui makna apa yang terkandung di dalam tradisi “Munggah molo” tersebut. Kemudian di era modern saat ini beberapa orang Suku Jawa ada yang meninggalkan akan tradisi tersebut dikarenakan terdapat kebudayaan asing yang mudah diterima dan berkembang pesat di Indonesia. Kemudian datangnya budaya atau tradisi baru akan menggerus kebudayaan lokal Suku Jawa cepat atau lambat. Dengan hal ini kebudayaan Suku Jawa salah satunya tradisi “Munggah molo” haruslah dilestarikan dan dijaga hingga nantinya diwariskan kepada anak cucu kita sebagai bentuk jati diri Suku Jawa, yang dimana di dalam tradisi tersebut dipercayai mempunyai makna yang positif akan keberlangsungan hidup manusia setelah seseorang membangun sebuah rumah tempat tinggal. info/red/Syahril Afifuddin

Foto dan link referensi: https://youtu.be/L_F1j6W78Bw?si=pAOG64euNLcKrvvD

 

 

57 / 100 SEO Score