11 December 2024

PUSTAKALEWI NEWS

Progresif dalam Pemikiran, Pluralis dalam Pemberitaan

Serangan Jantung dan Stroke Jadi Penyebab Kematian Utama di Indonesia

IMG 20240519 WA0001 800x445 1

Surabaya – Penyakit kardiovaskular dan cerebrovascular seperti serangan jantung dan stroke berada di urutan atas dalam daftar penyebab kematian utama di Indonesia.

Untuk menanganinya, dibutuhkan kolaborasi erat antara berbagai pihak, termasuk organisasi kesehatan, pemerintahan, dan pihak swasta.

Di Indonesia, diagnosis hipertensi masih sangat rendah. Laporan WHO menyatakan tingkat diagnosis hipertensi di Indonesia hanya 36%, lebih rendah dibandingkan Vietnam 47% dan India 37%.

Ada banyak faktor resiko penyebab hipertensi yang dapat dicegah, seperti; kebiasaan merokok, diabetes, kelebihan berat badan atau obesitas, jarangnya melakukan aktivitas fisik, konsumsi garam berlebihan, serta konsumsi alkohol.

Melakukan pola modifikasi gaya hidup dengan rutin dapat mengurangi hingga 15% kejadian komplikasi pada hipertensi.

“Hipertensi dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup yang sehat seperti menjaga asupan makanan dan minuman, rutin berolahraga, serta menghindari pemicu stress serta deteksi dini dengan pengukuran tekanan darah berkala meskipun tanpa ada keluhan,” kata Dr. dr. Ade Armada Sutedja, SH., MHKes.,M.KP, Ketua PDUI (Perhimpunan Dokter Umum Indonesia) Cabang Jawa Timur.

“Jika sudah terlanjur mengalami hipertensi, seseorang tetap dapat menjaga kualitas hidup dan harapan hidupnya dengan baik dengan menjalani pengobatan yang teratur dan mengukur tekanan darah secara berkala,” imbuhnya.

“Salah satu langkah pencegahan yang sederhana namun efektif adalah memiliki alat ukur tekanan darah di rumah yang mudah dioperasionalkan sewaktu waktu dan akurat serta berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat jika tekanan darah di luar batas normal,” ujarnya kembali.

Disebut sebagai silent killer #1 di dunia, sebanyak 15,5 juta kasus penyakit jantung terjadi di Indonesia pada 2022, meningkat dari 12,93 juta kasus pada 2021, mengakibatkan 245.343 kematian akibat penyakit jantung koroner dan 50.620 kematian akibat penyakit jantung hipertensi tiap tahun.

Tekanan darah tinggi juga merupakan faktor risiko utama untuk stroke. Berada di urutan teratas sebagai penyebab disabilitas di dunia, stroke juga tercatat sebagai penyebab kematian utama di Indonesia, dengan peningkatan dari 1,99 juta kasus pada tahun 2021 menjadi 2,54 kasus pada tahun 2022.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi di Provinsi Jawa Timur sebesar 36,3%.

Prevalensi hipertensi semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur.

Dibanding Riskesdas 2013 (26,4%), prevalensi tekanan darah tinggi mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Jumlah estimasi penderita hipertensi yang berusia di atas 15 tahun di Provinsi Jawa Timur sekitar 11.600.444 penduduk, dengan proporsi laki-laki 48,8% dan perempuan 51,2%.

Dari jumlah tersebut, penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 61,10% atau 7.088.136 penduduk.

Dibandingkan tahun 2021 ada peningkatan sebesar 12,10% pada penderita hipertensi di Provinsi Jawa Timur yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pada tahun 2022.

Dalam 3 tahun terakhir penderita hipertensi pada laki-laki mengalami peningkatan, data terakhir (2022) menunjukkan 48,8% dari laki-laki usia 15 tahun ke atas menderita Hipertensi, sedangkan pada wanita menunjukkan penurunan (2022) menjadi 51,2% wanita usia 15 tahun ke atas menderita hipertensi info/red