Jakarta – Calon Presiden Ganjar Pranowo, menyambangi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, di Kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2023).
Kedatangan capres nomor urut 3 di Pilpres 2024 itu untuk memenuhi undangan acara Dialog Capres-Cawapres, dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2024.
Ganjar tiba di kantor PWI sekitar Pukul 10.30 WIB dan disambut Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun, Sekretaris Jenderal PWI Pusat Sayid Iskandar, serta pengurus lainnya.
Di hari ketiga kampanyenya ini, Ganjar mengatakan, sangat senang mendapat kesempatan bisa hadir bertemu dan berdialog langsung dengan banyak wartawan di kantor PWI Pusat.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga menyampaikan, peran pers sangat penting dalam menyampaikan informasi ke publik secara tepat dan benar.
“Saat ini saya membagi media menjadi dua kelompok. Media sosial dan media mainstream. Media sosial menginformasikan tanpa etika jurnalistik dan terpotong-potong sehingga informasi yang sampai menjadi bengkok. Media mainstream inilah yang harus meluruskan informasi yang bengkok itu kepada masyarakat dengan baik dan benar,” kata Ganjar Pranowo.
Maka dari itu, lanjutnya, ia merasa senang diundang PWI Pusat dengan harapan agar ke depannya informasi dapat disampaikan dengan utuh dan benar ke publik.
“Contoh saja, saya habis dari Papua, ternyata di sana ada gap informasi yang tidak tersampaikan. Anak muda di sana belum tahu siapa capres dan capares yang akan ikut pemilu 2024 dan bahkan belum tahu ada berapa kandidat,” ungkapnya.
“Saya sendiri mereka belum kenal. Inilah tugas media untuk bisa menyampaikan informasi secara menyeluruh sampai ke pelosok,” sambung Ganjar.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mengatakan, pihaknya sengaja mengundang seluruh Capres dan Cawapres dalam rangkaian HPN 2024. Saat ini, capres Ganjar Pranowo yang pertama cepat tanggap merespon undangan dari PWI.
“Capres nomor tiga cepat tanggap, sehingga mendapatkan kesempatan yang pertama,” beber Hendry.
Pada kesempatana itu, Hendry menyampaikan aspirasi kepada Ganjar Pranowo bahwa industri media kini sedang menghadapi krisis etika dan ekonomi.
“Sekarang ini juga sedang menghadapi krisis baik secara etika, terlebih dari secara ekonomi,” kata Hendry.
Saat ini, kata dia, hampir sepenuhnya penghasilan media massa berpindah ke media sosial. “Hampir 90 persen penghasilan yang dulu diperoleh oleh pers itu sekarang jatuh ke media sosial atau platform yang mengelola informasi,” sebutnya.
Hendry berpandangan, persoalan ekonomi menjadi salah satu ancaman dalam mempertahankan pers nasional. Untuk itu, dia minta komitmen Ganjar akan dukungan pada kebebasan pers. Info/red
Berita Lainnya
KPPU Dorong BUMN Ikuti Program Kepatuhan Persaingan Usaha
Presiden Naikkan Upah Minimum Nasional 6,5 Persen, Kadin Jatim: Semakin Beratkan Pelaku Usaha
Hambat Program Hilirisasi Prabowo, BHS Siap Kawal di DPR Hingga ke Presiden