26 April 2025

PUSTAKALEWI NEWS

Progresif dalam Pemikiran, Pluralis dalam Pemberitaan

Pentingnya Pemahaman terhadap Jurnalisme Damai

20240718 Pelatihan jurnalistik 1
Pdt. Andri Purnawan sebagai fasilitator pelatihan jurnalistik inklusif

Surabaya, Pustakalewi.com – Dalam mewartakan konflik, perspektif yang dipakai pewarta atau jurnalis tentu berpengaruh terhadap konten media yang dihasilkan. Di satu sisi pewartaan bisa menambah eskalasi konflik, namun di sisi lain jurnalis juga bisa menghasilkan konten yang bersifat mendamaikan.

Hal ini lah yang kemudian dikonsep dengan istilah “Jurnalisme Damai” dan menjadi salah satu bahasan utama dalam hari kedua, Rabu (17/07/2024), Pelatihan Jurnalistik Inklusif yang diadakan oleh Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Jawa Timur bekerjasama dengan Infid (Internasional NGO Forum on Indonesian Development) di Grand Swiss Bellhotel Darmo Surabaya.

Pembahasan tentang jurnalisme damai dalam konteks lintas iman dibahas mendalam dalam sesi dimana Pdt. Andri Purnawan menjadi fasilitator. Pdt. Andri mengungkapkan bahwa jurnalisme lintas iman beraitan erat dengan jurnalisme Damai. Dalam jurnalisme Damai ada tiga prinsip, yaitu wawasan yang lebih luas dalam memandang dan menganalisa peristiwa. Berikutnya adalah cara baru memetakan relasi antara sumber, narasi, dan konsekuensi. Dan terakhir, membangun kesadaran pada anti kekerasan.

Dalam sesi berikutnya ada pembahasan yang tak kalah menarik yaitu tentang media dan moderasi beragama. Tedi Kholiludin, aktivis di Yayasan Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang, menjelaskan tentang nilai-nilai dari moderasi beragama yang memiliki kebebasan berekspresi dengan menjaga perbedaan pendapat, mendorong inovasi dan memperkuat demokrasi.

Penguatan perspektif hak asasi manusia dalam dunia jurnalistik dilakukan oleh fasilitator Miftah Farid yang merupakan pengurus nasional Aliansi Jurnalis Independen. Perpsektif hak asasi ini penting karena berkaitan dengan bagaimana jurnalis mewartakan isu sensitif dan kelompok marginal.

(Pramodya/Redaksi)