8 February 2025

PUSTAKALEWI NEWS

Progresif dalam Pemikiran, Pluralis dalam Pemberitaan

Minggu Pertama Bulan Maria, Pastor Pur: Tolonglah Orang Miskin Seperti Teladan Santo Fransiskus


10
/ 100


20240505 Joseph Purwo SVD
RP Joseph Purwo SVD (Pastor atau Romo Pur) bersama para mahasiswi Unesa usai Misa

SURABAYA (Pustakalewi) – Misa Minggu Pertama Bulan Maria di Paroki Santo Yohanes Pemandi Wonokromo berlangsung hikmat dan lancar. Di Minggu sore (5/5/2024), Misa persembahkan Selebran Utama RP Joseph Purwo SVD.

Pastor atau Romo Pur, demikian Imam Soverdi ini biasa disapa, memimpin Misa hingga lebih kurang 75 menit bersama Paduan Suara atau Koor dari Wilayah Santo Filipus. Untuk Bacaan Pertama Misa diambil dari Kisah Para Rasul 10 : 25-26, 34-35 dan 44-48. Sedangkan Bacaan Kedua, diambil dari Surat Pertama Rasul Yohanes 4 : 7-10. Setelah lantunan Bait Pengantar Injil Aleluyah 3x, baru memasuki Bacaan Injil dari Surat Yohanes 15 : 9-17.

Untuk homilinya, Romo Pur mengajak ratusan umat yang hadir di gereja untuk meneladani Santo Fransiskus Asisi. Orang suci yang dihormati dalam Agama Katolik Roma tersebut menjadi nama yang dipakai Kardinal Jorge Mario Bergoglio saat terpilih menjadi Paus Gereja Katolik Roma ke-266, di sidang Konklaf Kepausan tanggal 13 Maret 2013. Kardinal asal Buenos Aires Argentina memilih nama Fransiskus sehingga dikenal dengan Paus Fransiskus.

“Kenapa Paus sekarang kita saat ini memilih Fransiskus. Begini ceritanya,” ucap Romo Pur dengan gaya kalemnya. Diceritakannya, Fransiskus yang dipakai nama Paus adalah Santo Fransiskus yang hidup antara abad ke-12 dan 13 di pedalaman kota Asisi Negara Italia. Dia dikenal dengan hidup yang sederhana dan kerap mengemis saat masih hidup. Fransiskus Asisi kala itu, mengemis ke rumah-rumah penduduk untuk memenuhi kebutuhan biara dan seminarinya yang sudah dihuni beberapa Frater atau Calon Imam di Gereja Katolik.

“Untuk makan mengemis. Untuk memenuhi kebutuhan para seminaris mengemis, ” lanjut cerita Romo Pur. Apa yang diberi oleh masyarakat baik berupa sayuran, buah, roti dan lainnya, dipakai Fransiskus Asisi sehari-hari. Kehidupan Fransiskus sangat sederhana dan itu ditekankan kepada calon Imam yang mengikutinya dan sekarang menjadi Ordo Fratrum Minorum (OFM) dengan ciri khas utama, jubah berwarna coklat dan seikat tali yang melilit di pinggang sebagai sabuk.

Masih berdasarkan cerita Romo Pur, hingga suatu hari, datanglah pengemis ke Biara Fransiskus dengan keadaan lapar dan letih. Pengemis meminta makanan dan minuman dan meminta ijin untuk tinggal sementara. Oleh Fransiskus, pengemis tersebut dijamu makan, diberi pakaian yang layak dan diberi tumpangan tinggal untuk tidur. Singkat cerita, dalam tidur dimalam hari, Fransiskus Asisi didatangi Tuhan Yesus yang mengucap terima kasih atas pemberian diatas. Fransiskus bertanya kepada Yesus yang mendatanginya “Siapa yang Tuhan maksud”. Jawab Yesus, “Sayalah pengemis yang sudah engkau tolong”.

Fransiskus segera bergegas ke kamar pengemis yang pagi hari ditolongnya. Dan anehnya, kamar tersebut telah kosong. Mengenang peristiwa tersebut, di dekat Biara Fransiskus Asisi itu dibuatlah patung pengemis yang bertujuan agar kita senantiasa ingat, peduli serta menolong kaum papa, miskin, tertindas dan terpinggirkan. Tuhan bisa hadir dalam berbagai bentuk termasuk dalam diri pengemis.

Cerita dalam homili Romo Pur tersebut sesuai dengan Injil Yohanes hari Minggu sore tersebut. Yesus mengajak setiap umat saling mengasihi. Dan kasih yang terbesar adalah kasih yang memberikan nyawa demi para sahabatnya karena Yesus bukan menyebut kita hamba tapi sahabatNya. ” Kalau kita sahabat Kristus, minimal bisa meneladani dengan tolong-menolong. Semoga semangat Fransiskus Asisi dan Bunda Maria, menguatkan kita, ” pungkas Romo Josep Purwo. Dan ajakan Imam tersebut itu juga sesuai semangat Bulan Bunda Maria di Bulan Mei yang diperingati selama 1 bulan penuh oleh seluruh umat Katolik Roma sedunia. [ TUMPAL PARHUSIP- Redaksi ]


10
/ 100