21 April 2025

PUSTAKALEWI NEWS

Progresif dalam Pemikiran, Pluralis dalam Pemberitaan

Kolaborasi Zumenart dan House Of Hope Hadirkan Pameran Seni Little Dreamers Art Exhibition di Hotel DoubleTree by Hilton

12 / 100 SEO Score
IMG 20230806

Surabaya – Pameran seni dengan judul “Little Dreamers Art Exhibition” yang diilustrasikan oleh para seniman cilik dari Zumenart dipamerkan mulai 6 sampai 13 Agustus 2023 mendatang di Lobby Hotel DoubleTree by Hilton, Jl. Tunjungan, Surabaya.

Dalam karya pameran itu, Zumenart juga menggandeng 9 anak-anak berkebutuhan khusus dan 3 pendamping dari House of Hope. Mereka adalah Marthen, Christian, Cindy Evelyn, Cindy Sujono, Alex, Rizqi, Trevor, Julio dan Kenneth.

Pameran ini memamerkan 63 karya seni yang dihasilkan oleh para murid Zumenart, yang berkolaborasi dengan para penulis buku untuk menjadi ilustrator buku cerita trilingual.

Ada 9 dari 63 karya seni yang ditampilkan merupakan hasil karya dari anak berkebutuhan khusus dari House of Hope. Diantaranya lukisan dengan media water color, akrilik, pensil warna, caryon dan digital.

Noel Sinaga, Head dari House of Hope menyampaikan, seluruh karya seni ini dibuat anak-anak usia 4 – 24 tahun, termasuk juga 13 anak berkebutuhan khusus dibawah naungan House of Hope.

“Judul “Little Dreamer” dipilih untuk memberikan gambaran kepada anak-anak tentang mimpi dan harapan di masa depan apabila anak-anak menekuni talenta menggambar yang telah dipercayakan oleh Yang Maha Kuasa,” kata Noel Sinaga saat jumpa media, Minggu (6/8/2023) sore.

Selain menjadi seorang pelukis, lanjut Noel, anak-anak juga dapat menjadi illustrator buku cerita. Dalam hal ini Zumenart ingin menunjukkan ada masa depan yang menjanjikan dibalik usaha anak-anak dalam belajar menggambar.

Sementara itu, Irene Ridjab, Founder dari House of Hope menyebutkan, “Little Dreamers Art Exhibition” adalah panggung bagi para seniman cilik untuk mengekspresikan imajinasi dan bakat seni mereka. Dan menghadirkan karya-karya yang memukau dan menginspirasi. Setiap karya seni mencerminkan semangat kolaborasi antara Zumenart dan para penulis buku, yang menjadikan cerita trilingual semakin hidup dengan ilustrasi yang memukau.

“Bahwa yang membuat buku “Little Dreamers” sangat istimewa adalah hadirnya karya anak-anak berkebutuhan khusus dengan latar belakang autisme, down syndrome, dan slow learning di dalamnya. Ilustrasi yang menghiasi halaman-halaman buku ini adalah hasil goresan tangan mereka yang penuh kreativitas dan keindahan,” tandasnya.

“Melalui karya mereka, kami ingin mengajak masyarakat untuk melihat potensi yang luar biasa yang dimiliki oleh anak-anak berkebutuhan khusus. Semoga buku ini dapat memberi nilai dan keceriaan bagi para pembacanya.” pungkas Irene.

IMG 20230807

Sedangkan, CEO Zumenart, Fajar Adventa menambahkan, pameran ini agenda tahunan Zumenart sebagai ajang menghargai kerja keras anak-anak mendalami seni. Lomba tidak diselenggarakan karena seni bersifat luas dan tidak terbatas pada penilaian subjektif juri lomba.

Dalam menikmati sebuah karya seni persepsi seseorang akan bisa berbeda, suatu lukisan bisa sangat menarik bagi sesorang, tetapi lukisan yang sama juga bisa dianggap biasa saja oleh orang lain.

“Inti dalam pameran ini adalah menghargai setiap proses menghasilkan karya seni. Lomba dapat membatasi kreativitas dan minat anak dalam bergerak atau mengembangkan diri. Setiap proses belajar itu berarti dan patut dihargai,” kata Venta.

Selain memberikan gambaran tentang masa depan anak yang menekuni seni menggambar, Zumenart mengangkat fenomena perundungan/bullying yang jamak terjadi di dunia anak-anak. Bullying dapat mempengaruhi perkembangan emosi dan kejiwaan anak-anak.

Anak korban bullying membutuhkan sarana untuk menyalurkan emosi dengan hal-hal yang positif salah satu nya dengan melukis/menggambar dan membuat buku. “Dalam opening kami mengundang penulis mili book yang menyalurkan emosi kesedihan akibat kehilangan buah hati dengan menulis buku cerita untuk berbagi dan menguatkan anak-anak korban bullying,” ujar Venta.

Dalam pameran ini, buku cerita anak-anak dibuat untuk mengembangkan jiwa enterprenur peserta pameran. Peserta pameran dapat menjual buku cerita, dimana keuntungan penjualan buku seluruhnya untuk illustrator.

Penulis buku cerita anak adalah Ari Saptaji yang telah menulis lebih dari 30 judul buku/novel dan Irma Limena, dosen bahasa mandarin dari Universitas Swasta di Surabaya. Buku ini ditulis dalam 3 bahasa (bahasa Indonesia, bahasa Inggis dan Mandarin) dan memuat 6 judul cerita yang ditujukan untuk anak-anak usia balita sampai usia 11 tahun.

Cetakan pertama Agustus 2023 sebesar 280 eksemplar dengan harga buku cerita anak Rp 135.000 per eksemplar. Aksi sosial/charity dalam pameran ini bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jatim.

“Dimana anak-anak peserta pameran dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dengan memberikan buku cerita ke 40 perpustakaan di Jatim termasuk Surabaya. Masayarakat umum dapat membaca buku ramah anak di perpustakaan tersebut,” ucap Venta. info/red

12 / 100 SEO Score