Kata sesat artinya salah jalan, atau memilih jalan yang tidak semestinya. Dalam iman Kristen, sebuah ajaran dapat diketahui benar atau salah, lurus atau melenceng (sesat) yakni berdasarkan Kitab Suci Alkitab.
Adapun ajaran yang banyak disalah mengerti di dalam iman Kristen sehingga melenceng atau sesat ialah tentang Allah Tritunggal. Istilah “Allah Tritunggal” tidak ada di dalam Kitab Suci Alkitab. Tapi konsep ini sangat penting, karena merupakan penjabaran dan penjelasan utuh dan benar dari Allah yang Esa.
Adapun pengertian dari Allah Tritunggal ialah, “Satu Allah dalam Wujud Tiga Pribadi” (Allah = Bapa, Firman Allah/Yesus = Putra, dan Ruh Allah = Ruh Kudus. (Kej.1:1-3, Kej. 18:1-2, Mat. 3:16-17, Mat. 28:19 & 1 Yoh. 5:7) dan “Tiga Pribadi (Yunani: Hypostasis; Arab: Oknum) dalam Satu Keberadaan” (Yunani: Ousia; Arab: Dzat). Hal itu merupakan penjabaran dari “Allah yang Esa” (Ul. 6:4 & Mrk. 12:29).
Inilah penjelasan dasar tentang ajaran “Allah Tritunggal” yang benar berdasarkan Kitab Suci Alkitab yang dirumuskan oleh bapa Gereja Tertulianus dan disempurnakan oleh bapa gereja Athanasius. Penjelasan ini kemudian diterima dan disahkan menjadi kredo/pengakuan iman yang kudus, am/semesta dan rasuliah pada Konsili Nicea 325 M dan Konstantinopel 381 M. Seiring dengan diterima dan disahkannya kredo ini, sekaligus membuktikan ajaran-ajaran Allah Tritunggal sebelum dan sesudahnya versi: Arianisme, Makedonianisme, Nestorianisme Sabelianisme, dan lain-lain sebagai ajaran yang menyimpang.
Namun dalam perjalanan waktu, ajaran-ajaran sesat ini justru bertumbuh-subur di mana-mana, juga di Indonesia. Termasuk di tempat penulis beribadah saat ini, di salah-satu Gereja arus utama (mainstream) di Jawa Tengah.
Petunjuk tentang hal ini tampak jelas dan berulang-ulang di dalam Ibadah Minggu warga dewasa maupun anak-anak (Sekolah Minggu), serta di dalam pengajaran-pengajaran Katekesasi dan Pemahaman Alkitab (PA).
Setelah ditelusuri, ternyata semua ini bersumber dari: “Pokok-Pokok Ajaran Gereja” (PPAG) halaman 09-12, dimana, diajarkan bahwa: Allah Tritunggal ialah “Satu Allah dengan Tiga Peran”. Yaitu: Allah dalam peran-Nya sebagai Pencipta, dan hubungannya dengan bangsa Israel disebut Bapa, Allah dalam peran-Nya sebagai Penyelamat melalui manusiawi Yesus. Anak dan Allah dalam peran sebagai Penolong dan Penghibur, dalam hubungan dengan sejarah gereja hingga kini disebut “Roh Kudus”. Ini salah karena bertentangan dengan Kitab Suci Alkitab. Baik dalam peran sebagai Pencipta, Penyelamat, serta Penolong dan Penghibur, dikerjakan bersama-sama oleh tiga pribadi ilahi: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Akibat dari kesalahan pengajaran mendasar tentang Allah Tritunggal ini, banyak warga gereja kami telah murtad dimana-mana dan dari waktu-ke waktu.
Karena itulah, dalam kurun waktu satu bulan, tanggal 30 Juni 2022 sampai tanggal 31 Juli 2022, penulis mengirimkan tiga surat pribadi kepada Ketua Sinode kami guna memohon agar Sinode merevisi atau memperbaiki kesalahan pada Pokok-Pokok Ajaran Gereja tersebut. Sehingga tidak mengorbankan umat gereja terus menerus,
Akan tetapi, berhubung tiga surat penulis tersebut tidak mendapat perhatian sama sekali, maka kami mempublikasikan hal-hal kesalahan Pokok-Pokok Ajaran Gereja ini di media lewat Surat Pembaca. Harapan kami bisa mendapatkan perbaikan yang sungguh-sungguh demi kebaikan institusi gereja kita dan khususnya kami sebagai umat.
Sekian & Salam dalam Kasih Kristus
Dr(c). David L. Rehyaar, MA
*Suara Pembaca merupakan rubrik dimana para pembaca Pustakalewi.com bisa mengungkapkan opini pribadi terkait kondisi di masyarakat yang ingin disampaikan. Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.
Berita Lainnya
Dilema Menjadi Warga Negara Indonesia