SURABAYA (Pustakalewi) – Pertama bertemu dengan Heru Herlambang Alie kita akan terkecoh melihat sosoknya yang tampak muda, segar dan atletis. Sorot matanya tajam seakan memberi kesan keras dan kaku. Tetapi kita akan terkecoh setelah ngobrol lama dengannya.
Semangat egaliter a la arek Suroboyo segera terasa setelah pembicaraan berlangsung. Pak Heru (begitu biasa dipanggil) langsung bicara apa adanya dan tidak ada jarak. Antusiasme a la anak muda masih terpancar kuat, padahal jika meliat ia yang telah berusia 64 tahun, lawan bicara yang masih di bawah usia Pak Heru pasti akan tertunduk malu.
Perjalanan hidupnya panjang dan berliku. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Surabaya, Heru merantau ke Jakarta dan memulai hidup sebagai marketing. Memulai hidup dari suasana prihatin dan kemudian menanjak naik ke puncak sukses.
Heru menekuni bisnis larutan kimia chrome, bahan pelapis yang banyak dibutuhkan industi. Kerja kerasnya membuahkan hasil sampai akhirnya Heru memilih membangun kantor di tanah kelahirannya Surabaya.
Bapak seorang putra ini memilih membeli kantor di Pakuwon Tower dan memilih tinggal di Apartemen One Icon yang ada di area Tunjungan Plasa Surabaya. Dari Kantornya ia bekerjasama dengan banyak anak muda yang direkrut sebagai karyawan. Suasana kantor disetting nyaman tanpa sekat kaku. Ruangan kantor sungguh nyaman dan penuh antusiasme.
Heru dalam berinteraksi dengan tiga puluhan staf yang ada selalu bekerja dengan gaya egaliter. Menyapa para staf tanpa ada rasa sebagai bos. Tidak ada jarak dirinya dengan karyawan. Heru selalu menyapa setiap stafnya dan tidak canggung untuk duduk di kursi sebelah meja karyawannya duduk. Tanya jawab soal kerja selalu diiringi semangat memotivasi agar masing masing staf dapat mengoptimalkan potensi diri.
Dihormati para Satuan Pengamanan
Sebagai pengusaha yang lama malang melintang di ibukota, heru terbiasa hidup praktis. Ingin berangkat kerja dan pulang kerja hanya dengan jalan kaki. Ia akhirnya memutuskan membeli apartemen di One Icon yang berada dalam satu kompleks kantor dimana Heru bekerja.
Setiap berangkat kerja Heru selalu menyapa para staf keamanan dan para staf front office apartemen dan perkantorannya. Heru tidak canggung menyapa mereka dan bertanya hal-hal kecil seperti “apa kabar”, “gimana kabar anak dan istri” dan sebagainya. Heru juga selalu mengajak para staf ikut gathering yang diadakan sesama warga. Tidak ada jarak di antara mereka.
Bagi Heru, apartemen harus sungguh sungguh jadi hunian keluarga yang mensyaratkan antar penghuni saling kenal dan sapa. Interaksi warga dengan para staf apartemen juga harus dekat karena mereka lah yang setia setiap saat menjaga dan membantu warga apabila ada hal yang diperlukan.
Setiap perayaan 17 Agustus Heru selalu mengajak warga untuk berkumpul dan buat game yang melibatkan warga dan para staf building. Tidak hanya itu Heru juga selalu ikut berbagi setiap ada perayaan hari besar keagamaan. Para staf diberi bingkisan dan bantuan lainnya agar mereka dapat berkumpul dengan keluarga.
Salah Paham dengan Management Building
Leadership dan kepedulian Heru yang tinggi itu tidak selalu berujung kebaikan. Kepeduliaannya yang tinggi atas keamanan dan kenyamanan warga acapkali juga dipahami berbeda oleh management building. Heru didorong oleh kepedulian yang tinggi sering mengingatkan manajemen agar terus melakukan peremajaan peralatan safety seperti CCTV, kualitas ac atau bila ada kebocoran atau kerusakan kecil. Baginya penanganan yang cepat akan meminimkan biaya dan itu akan membuat kualitas bangunan terjaga dan itu akan berujung kenyamanan bagi penghuni.
Kepedulian yang tinggi itu berujung nasas bagi Heru. Kritiknya kepada management building soal minimnya CCTV di area parkir berbuntut persoalan hukum. Heru bertengkar mulut dengan Agustinus Eko, Branch Manager Colliers, vendor yang dipilih oleh Badan Pengelola Lingkungan (BPL) sebagai management building. Sedang BPL itu sendiri adalah bagian dari PPPSRS Tunjungan Plasa 6- Badan Hukum apartemen One Icon Surabaya.
Pertengkaran mulut itu berujung permasalahan hukum. Agustinus Eko melaporkan Heru Herlambang ke Polsek Tegalsari dengan tuduhan pemaksaan dengan ancaman. Agustinus Eko melaporkan Heru dengan alasan Heru memaksanya membuka gerbang parkiran lantai 13 sedang menurut Heru ia hanya mempertanyakan kenapa CCTV tidak dipasang di parkiran. Heru kesal karena kendaraannya mengalami penyok di parkiran. Heru ingin tahu penyebabnya namun sayang posisi parkir mobilnya tidak tercover CCTV.
Cekcok mulut itu membuat Heru sedikit gusar. Ia menghentakkan kaki ke arah Agustinus Eko namun tidak mengenai badan. Insiden kecil yang terjadi pada 17 Juli 2023 lalu itu dilaporkan ke polsek Tegalsari Surabaya dan akhirnya Heru dijadikan tersangka dan sejak tanggal 22 Mei 2024 Heru ditahan oleh Kejaksaan Negeri Surabaya.
Harga yang teramat mahal harus dibayar Heru oleh karena kegigihannya membuat suasana Apartemen nyaman. Watak keras dan keberaniannya mengarungi kerasnya hidup kembali dia tunjukkan. Heru bersikukuh tidak melakukan kekerasan apapun terhadap Agustinus Eko. Sesama penghuni apartemen, sahabat dan keluarga berharap permasalahan Heru ini berakhir baik.(Ps)
Berita Lainnya
Sumber Kebahagiaan
Menghormati Batasan dan Privasi di Media Sosial
Pdt Budi Utomo: ” Natal adalah Hari Luar Biasa”