30 October 2025

PUSTAKALEWI NEWS

Progresif dalam Pemikiran, Pluralis dalam Pemberitaan

Gitar Akustik Berbahan Marmer Pertama di Dunia Diproduksi di Indonesia

54 / 100 SEO Score

20250624 205254 64

Surabaya – Untuk pertama kalinya di dunia, gitar akustik berbahan granit berhasil diciptakan dan diproduksi di Indonesia. Terobosan ini merupakan hasil kolaborasi lintas bidang antara tiga tokoh kreatif Tanah Air yaitu Founder and Creative Director of MM Galleri Group Peter Tjioe, Ivan Winata dari Ivan Guitar Studio, dan penyanyi internasional Evelyn Jiang.

Mengusung material granit Lemurian Blue asal Madagaskar, proyek inovatif ini bukan hanya menciptakan gitar dengan tampilan visual yang luar biasa, tetapi juga memperkenalkan suara baru yang unik dan berkarakter.

Gitar ini memadukan teknologi marmer bending yang telah dipatenkan, keahlian luthier kelas dunia, serta sensitivitas musikal dari seorang vokalis profesional.

“Saya ingin dunia tahu bahwa Indonesia bukan cuma penghasil furnitur. Kita punya teknologi dan talenta. Jangan remehkan kemampuan kita,” tegas Peter S. Tjioe, inisiator proyek yang juga Ketua HIMKI Jawa Timur.

Peter mengembangkan teknologi “marmer bending” untuk membentuk batu granit setebal hanya 1–2 milimeter, menjadikannya cukup lentur untuk digunakan dalam instrumen musik. Sementara Ivan Winata, yang dikenal sebagai pembuat gitar kelas dunia, menyempurnakan struktur dan desain akustiknya.

“Gitar ini bukan sekadar karya eksperimental. Ini potensi besar. Kita buktikan bahwa batu bisa bersuara,” ujar Ivan.

Tantangan utama proyek ini adalah bobot dan kerapuhan batu, namun berhasil diatasi melalui riset bertahun-tahun. Prototipe awal memiliki berat 5–7 kilogram. Dalam pengembangan lanjutannya, gitar akan dibuat lebih ringan dengan bagian atas dari kayu lunak untuk menghasilkan resonansi suara yang optimal, sementara bagian belakang tetap menggunakan batu.

Evelyn Jiang turut andil dalam proses penyempurnaan tonalitas suara. “Saya langsung merasakan karakternya. Gitar ini bukan hanya indah, tapi juga menghasilkan suara yang belum pernah saya dengar sebelumnya,” katanya.

Hingga kini, tiga gitar telah berhasil dibuat. Salah satunya telah terjual ke kolektor asal Italia dengan harga USD10.000. Ivan menegaskan bahwa gitar ini ditujukan bagi segmen kolektor, musisi, dan pencinta seni, bukan pasar massal. Harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah, tergantung pada kualitas suara dan estetika akhir.

Produksi perdana gitar kolaboratif ini resmi dimulai di pabrik MM Galleri di kawasan Ngoro, Jawa Timur, dan menandai langkah baru Indonesia dalam industri alat musik global.

“Inovasi ini bukan sekadar membuat alat musik, tapi pesan bahwa batu bisa bernyanyi. Dan Indonesia yang memulainya,” tutup Peter.info/red

54 / 100 SEO Score