Surabaya – Perusahaan rintisan (startup) mobil listrik Amerika Serikat (AS), Fisker, sedang menyiapkan langkah besar untuk mengalahkan para pesaingnya di pasar kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), termasuk mengalahkan Tesla yang saat ini menjadi pemimpin pasar.
Fisker sedang menyiapkan supercar Ronin dengan kemampuan jarak tempuh minimal 600 mil atau 965 kilometer. Mobil listrik tersebut akan dibanderol dengan harga US$ 385.000 atau sekitar Rp 5,8 miliar.
Target Fisker untuk menghadirkan kendaraan listrik dengan jarak tempuh minimal 600 mil tentunya akan melampaui kendaraan listrik mana pun yang tersedia saat ini. Dilansir dari Business Insider, Minggu (6/8/2023), Lucid Air Grand Touring, sedan mewah senilai US$ 154.000 dari perusahaan rintisan AS lainnya, saat ini menjadi pemimpin dengan jarak tempuh hingga 516 mil, disusul Tesla model S dengan perkiraan jangkauan sekitar 400 mil.
Menurut situs web Tesla, Roadster akan memiliki jangkauan 620 mil, tetapi belum jelas kapan model ini akan dijual setelah beberapa kali mengalami penundaan. Mercedes Benz juga telah bereksperimen dengan membangun mobil konsep Vision EQXX yang mampu menempuh jarak 746 mil dengan sekali pengisian daya.
Terkait jarak tempuh mobil listrik, Tesla baru-baru ini juga mendapat banyak kritikan terkait masalah jarak tempuh yang ternyata tidak sesuai janji. Tesla bahkan dikabarkan membentuk tim khusus untuk membatalkan keluhan pelanggan terkait jarak tempuh tersebut.
Kritikan tersebut salah satunya dilontarkan oleh co-founder Facebook dan CEO Asana, Dustin Moskovitz. Ia menilai Tesla dan juga SpaceX sebagai penipuan yang berhasil.
“Jika perusahaan-perusahaan ini (Tesla dan SpaceX, Red) sebenarnya dibangun di atas dasar kebohongan, bukan hanya sekadar harapan kosong, maka kita harus mengakui bahwa ini adalah penipuan yang berhasil dilakukan,” kata Dustin Moskovitz.
Moskovitz menyampaikan, Musk mungkin hanya mempercepat pengembangan mobil listrik (EV) selama satu hingga dua tahun, dan sebenarnya telah menunda perkembangan tersebut dengan janji-janjinya yang berlebihan.
Musk dinilai telah menarik pelanggan, pekerja, dan pendanaan dengan janji-janji yang tinggi mengenai jangkauan EV, fasilitas perakitan otomatis, dan teknologi penggerak otonom.
“Peningkatan jangkauan yang tidak realistis membuat Tesla tampak unggul dibandingkan pesaingnya, padahal hal ini tidaklah benar,” kata Moskovitz. info/red
Berita Lainnya
Prosesor AMD Ryzen™ AI 300 Series Hadir
Indosat Persembahkan Indonesia AI Day 2024: Momentum Indonesia Menuju Kedaulatan AI
Smartfren Perkenalkan Unlimited Suka-Suka, Internetan Bebas Khawatir