Surabaya – Walikota Surabaya Eri Cahyadi memaparkan arah pembangunan kota yang berfokus pada penguatan sumber daya manusia (SDM), perbaikan infrastruktur, dan pengembangan sistem transportasi terintegrasi. Ia menegaskan bahwa pengelolaan anggaran daerah harus berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan sejalan dengan cita-cita nasional.
“Semua anggaran Pemerintah Kota Surabaya harus sesuai dengan tujuan negara,” kata Eri saat memberikan keterangan pada Jumat (11/7/2025).
Ada tujuh indikator utama yang dijadikan tolok ukur keberhasilan pembangunan di Surabaya, yakni:
Penurunan angka kemiskinan
Penurunan pengangguran terbuka
Penurunan angka kematian ibu dan anak
Penurunan stunting
Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Perbaikan gini ratio
Pertumbuhan ekonomi daerah
Saat pertama menjabat, kondisi sosial ekonomi Surabaya disebut masih tertekan akibat pandemi. Angka stunting kala itu mencapai 28,5 persen, kemiskinan 5,9 persen, dan pengangguran terbuka 9,7 persen. “Oleh karena itu, prioritas utama saya bukan infrastruktur, tetapi pengembangan SDM,” ungkapnya.
Kebijakan ini diklaim berhasil. Saat ini, angka stunting di Surabaya turun menjadi 1,6 persen, pengangguran menyusut menjadi sekitar 4 persen, dan kemiskinan turun ke 3,9 persen—lebih rendah dibanding sebelum pandemi.
Meski fokus pada SDM, Eri memastikan pembangunan infrastruktur tetap berjalan, termasuk penanganan banjir dan perbaikan jalan. Dari semula 600 titik rawan banjir, kini hanya tersisa 180 titik. “Itulah yang menjadi kontrak kinerja Sekda dan jajaran Pemkot,” tegasnya.
Terkait jalan rusak, Eri menjelaskan sebagian besar berada di bawah kewenangan pemerintah pusat dan provinsi. Namun setelah koordinasi, Pemkot kini diperbolehkan melakukan perbaikan meski status aset jalan belum berpindah.
Untuk mengurai kemacetan di kawasan barat dan mendorong pertumbuhan ekonomi, Pemkot juga menyiapkan proyek Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) yang akan terkoneksi hingga akses Pelindo di Simpang Teluk Lamong.
Pemerintah kota juga membuka peluang investasi untuk pembangunan proyek ini. “Kami membuka selebar-lebarnya kesempatan bagi siapa pun untuk berkontribusi dalam pembangunan Surabaya,” ujar Eri.
Di sektor permukiman, Eri menekankan pentingnya fungsi Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) sebagai hunian sementara bagi warga miskin, bukan tempat tinggal permanen. “Rusunawa itu sejatinya untuk orang miskin,” katanya.
Pemkot juga mendorong pengembangan transportasi massal sebagai solusi jangka panjang kemacetan. Salah satu proyek strategis adalah Surabaya Regional Railway Line (SRRL) yang akan menghubungkan Sidoarjo, Surabaya, Gresik, dan Lamongan, dan ditargetkan mulai konstruksi pada 2027.
“Kami akan menyiapkan feeder agar masyarakat lebih mudah mengakses transportasi umum,” kata Eri.
Ia pun mengajak warga untuk terus mengawal program-program strategis pemkot demi menciptakan Surabaya yang lebih sejahtera dan inklusif. Info/red
Berita Lainnya
Bupati Kediri Tanggung Kebutuhan Pendidikan Bocah Belum Sekolah dan Tak Punya Akta Lahir
Pemkot Fokuskan APBD Surabaya 2026 pada Efisiensi, Program Pro-Rakyat Jadi Prioritas
Gedung DPRD Kabupaten Akan Dibangun Baru, Mas Dhito Bakal Hapus Aset Gedung Kediri yang Diratakan