13 November 2025

PUSTAKALEWI NEWS

Progresif dalam Pemikiran, Pluralis dalam Pemberitaan

SUGAREX 2025 Hadir di Surabaya, Dorong Inovasi Keberlanjutan Industri Gula

56 / 100 SEO Score

SUGAREX 2025 Surabaya

Surabaya – Industri gula memegang peranan vital dalam perekonomian Indonesia, khususnya Jawa Timur. Sebagai provinsi penghasil gula kristal putih terbesar dengan kontribusi sekitar 50 persen dari total produksi nasional, Jawa Timur memiliki tanggung jawab besar untuk memenuhi kebutuhan gula nasional sekaligus meningkatkan daya saing produk gula Indonesia di pasar global.

Saat ini industri gula menghadapi berbagai tantangan, mulai dari peningkatan produktivitas lahan, modernisasi teknologi produksi, efisiensi rantai pasok, hingga adaptasi terhadap perubahan iklim dan tuntutan keberlanjutan. Namun, peluang untuk tumbuh juga sangat terbuka, seiring meningkatnya permintaan pasar dan kemajuan teknologi industri.

“Saya mengapresiasi kehadiran lebih dari 80 peserta pameran dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Jerman, India, Korea, Tiongkok, dan negara lainnya yang menampilkan inovasi terkini dalam rantai nilai industri gula global. Keberagaman ini menunjukkan bahwa SUGAREX Indonesia telah berkembang menjadi ajang internasional penting yang mempertemukan para pemangku kepentingan industri gula di kawasan Asia Tenggara.” kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, saat membuka SUGAREX Indonesia 2025, pameran industri gula terbesar di Asia Tenggara yang digelar pada 12–13 November 2025 di Dyandra Convention Centre (DCC) Surabaya.

Menurutnya, pameran ini menjadi momentum tepat bagi para pelaku industri untuk membangun jejaring bisnis dan kolaborasi strategis antara pelaku industri lokal dan mitra internasional. Kedua, mengeksplorasi inovasi dan teknologi terkini, termasuk penerapan solusi AI dan Industri 5.0. Gelombang teknologi baru ini akan membantu industri gula mencapai efisiensi yang lebih tinggi, memperluas kapasitas produksi, dan memperkuat praktik berkelanjutan.

Ketiga, berbagi pengalaman dan praktik terbaik melalui forum-forum seperti Konferensi “Mentransformasi Industri Gula Indonesia melalui Teknologi, Peningkatan Produktivitas, dan Solusi Zero Waste” serta Seminar Teknologi Industri Gula Indonesia. Forum ini mempertemukan asosiasi dan inovator untuk mencari solusi bersama atas tantangan industri.

“Kadin Jawa Timur berkomitmen mendukung kemajuan industri gula dan seluruh ekosistem pendukungnya. Kami akan terus memperjuangkan kebijakan yang kondusif, memfasilitasi akses teknologi dan permodalan, serta menciptakan iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.

Kepala Divisi Bisnis Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Riswan Kuswurjanto, menyebutkan kebutuhan gula nasional mencapai 2,8–3 juta ton per tahun, sementara produksi baru sekitar 2,4 juta ton. “Jawa Timur menyumbang 1,2 juta ton, tapi sebagian besar masih kurang sentuhan teknologi,” katanya.

Ditempat yang sama Group CEO Fireworks Trade Media, Kenny Yong, menjelaskan bahwa SUGAREX Indonesia kini berkembang menjadi ajang internasional yang mempertemukan lebih dari 3.000 pelaku industri gula. Pameran ini menjadi wadah strategis bagi pemilik perkebunan, pengelola pabrik gula, penyuling, dan penyedia teknologi untuk menjalin kemitraan dan menggali peluang baru.

Pameran bertema “Membangun Masa Depan Manis Indonesia melalui Inovasi, Teknologi, dan Keberlanjutan di Industri Gula” ini menghadirkan lebih dari 80 peserta dari dalam dan luar negeri, termasuk dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jerman, India, Korea, dan Tiongkok.

Rangkaian kegiatan pendukung meliputi Konferensi “Mentransformasi Industri Gula Indonesia melalui Teknologi, Peningkatan Produktivitas, dan Solusi Zero Waste” yang melibatkan P3GI, Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI), dan LPP Agro Nusantara, serta Seminar Teknologi Industri Gula Indonesia yang menampilkan inovator dan penyedia teknologi global.

“Kami ingin memperkenalkan gelombang teknologi berikutnya terutama solusi AI dan Industri 5.0 untuk membantu industri gula mencapai efisiensi lebih besar dan praktik berkelanjutan,” ujar Kenny. Info/red

56 / 100 SEO Score