Surabaya – OJK Jawa Timur berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim), Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan II Surabaya (KPW II LPS), dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur di Omah Kurasi, Surabaya, pada Kamis (22/8/2024).
Kementerian Keuangan (DJPb Kemenkeu) yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
Langkah yang dilakukan adalah memperkuat sinergi dan koordinasi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global serta gejolak geopolitik yang terus meningkat. Hal ini disampaikan dalam pertemuan Media Briefing Triwulan III Tahun 2024 dengan tema “Penguatan Sinergi Untuk Menjaga Stabilitas dan Momentum Peningkatan Kinerja Ekonomi Jawa Timur”.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, menyampaikan, BI telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di angka 6,25%. Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 akan berada di kisaran 4,7% hingga 5,5%, sejalan dengan proyeksi sebelumnya.
“Meskipun ekonomi global diprediksi akan tumbuh sebesar 3,2%, tantangan yang lebih besar akan dihadapi oleh negara-negara berkembang. namun negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, masih menunjukkan ketahanan yang cukup kuat dalam menghadapi perlambatan ekonomi global,” ujar Erwin..
Adapun tujuan dari pertemuan itu untuk memberikan gambaran tentang peran lembaga-lembaga ini dalam menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
Upaya ini termasuk dalam strategi untuk memperkuat respons kebijakan terkoordinasi serta meningkatkan kewaspadaan dalam memitigasi risiko terhadap perekonomian dan stabilitas sistem keuangan domestik.
Pada tempat yang sama Direktur Pengawasan LJK 2 dan Manajemen Strategis OJK Regional 4 Jawa Timur, Dedy Patria, menyoroti kinerja sektor jasa keuangan di Jawa Timur.
Menurutnya, hingga Juni 2024, pertumbuhan dana pihak ketiga di Jawa Timur menggembirakan mencapai 7,81%, dengan pertumbuhan kredit sebesar 5,3%.
“Dari sisi permodalan, sektor perbankan juga masih kuat dengan rasio kecukupan modal di angka 29%, menunjukkan kondisi yang masih terkendali. Sedangkan Non-Performing Loan (NPL) di Jawa Timur berhasil dikendalikan pada level 3,24 persen. Hal ini menandakan kualitas kredit yang baik,” jelas Dedy.
Dedy juga menyampaikan bahwa rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) pun membaik, dari 14 persen pada Juni 2023 menjadi 10,57 persen pada tahun ini. Pencapaian ini menandakan adanya penurunan risiko kredit serta peningkatan efisiensi penggunaan dana.
Likuiditas perbankan disebutkan juga memadai, dengan Alat Likuid Bersih terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/NCD) berada di angka 93,27 persen, jauh melampaui batas minimal 50 persen. Sektor perbankan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 5,30 persen secara keseluruhan.
“Sektor transportasi, pergudangan, serta informasi dan komunikasi menunjukkan pertumbuhan tertinggi, yakni mencapai 15,79 persen. Hal tersebut, mencerminkan kebangkitan sektor-sektor ini pasca pandemi. Kami optimistis bahwa tren positif ini akan terus berlanjut,” tambahnya.
Sementara Kepala Kantor Perwakilan LPS II Surabaya, Bambang S. Hidayat, mengungkapkan bahwa hingga akhir Juni 2024, LPS berhasil menjamin 99,94% dari total rekening nasabah bank umum di Indonesia.
LPS juga terus melakukan evaluasi terhadap dinamika suku bunga simpanan dan kinerja perbankan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
“Dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan oleh BI, OJK, dan LPS, KSSK optimis bahwa perekonomian Jawa Timur dan Indonesia secara keseluruhan akan tetap solid meski dihadapkan pada berbagai tantangan global,” kata Bambang S Hidayat seraya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus bersinergi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Info/red
Berita Lainnya
Bogasari Selama 27 Tahun Gelar Konvensi Kelompok Kerja Mutu
Komitmen Telkom Jalankan Bisnis yang Berintegritas Demi Terwujudnya Asta Cita
Penipuan Berkedok Petugas PDAM Marak di Surabaya