Surabaya – Minat masyarakat Jawa Timur terhadap investasi di pasar modal terus menunjukkan tren positif. Hingga Agustus 2025, jumlah investor di provinsi ini mencapai 2 juta Single Investor Identification (SID) atau sekitar 10,5 persen dari total investor nasional yang berjumlah 18,9 juta.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Wilayah Jawa Timur Cita Mellisa mengungkapkan, Kota Surabaya masih menjadi pusat aktivitas pasar modal di Jatim, baik dari sisi jumlah investor maupun nilai transaksi.
“Surabaya menyumbang sekitar 19 persen dari total investor di Jawa Timur, diikuti Kabupaten Sidoarjo 8 persen, Kabupaten Jember 6 persen, serta Kota dan Kabupaten Malang masing-masing 5 persen,” ujar Cita ditemui di sela-sela acara Media Gathering di Surabaya, Selasa (21/10).
Dari sisi nilai transaksi, dominasi Surabaya juga sangat kuat. Berdasarkan data BEI hingga Agustus 2025, total nilai transaksi saham di Surabaya mencapai Rp 327,29 triliun, disusul Kota Malang Rp 49,21 triliun, Kabupaten Sidoarjo Rp 36,60 triliun, Kota Kediri Rp 14,47 triliun, dan Kota Mojokerto Rp 11,51 triliun.
“Secara keseluruhan, total transaksi saham di Jawa Timur mencapai Rp 539,16 triliun, menunjukkan tingginya partisipasi masyarakat terhadap pasar modal,” jelasnya.
Meski tingkat literasi pasar modal sempat mengalami penurunan, kesenjangan antara literasi dan inklusi keuangan kini semakin menyempit. Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022, tingkat literasi pasar modal nasional mencapai 4,4 persen, sementara tingkat inklusi mencapai 5,5 persen. Angka ini mencerminkan akses masyarakat terhadap produk keuangan formal yang semakin luas dan efisien.
Cita menjelaskan, peningkatan pemahaman masyarakat terhadap investasi menjadi kunci untuk memperkuat ekosistem pasar modal yang sehat. Karena itu, BEI Jawa Timur secara aktif menggencarkan berbagai program edukasi dan literasi keuangan, baik untuk pelajar, karyawan, ASN, maupun komunitas umum.
Program Literasi Unggulan BEI Jatim ialah JELITA (Jelajah Literasi Keuangan Jawa Timur). Program ini menyasar masyarakat umum, khususnya komunitas keagamaan muda seperti Ansor-Banter, dengan fokus pada edukasi investasi berbasis keuangan syariah.
BERKAH (Belajar Investasi untuk Karyawan Perusahaan Tercatat). Diperuntukkan bagi karyawan perusahaan yang telah melantai di bursa. Saat ini, terdapat 56 emiten yang berbasis di Jawa Timur, dan BEI telah menggandeng tiga di antaranya, yaitu PT Bank Jatim Tbk (BJTM), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Benteng Api Technic Tbk (BATR).
MABAR CERIA (Mahasiswa Baru Cerdas Investasi dan Literasi Keuangan). Ditujukan bagi mahasiswa baru di berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Islam Negeri Malang (UIN Malang), agar generasi muda memahami investasi sejak dini.
TIMNAS (Tingkatkan Manfaat Investasi dan Literasi untuk ASN). Program ini fokus pada edukasi bagi aparatur sipil negara (ASN) agar terhindar dari penipuan keuangan dan mampu mengelola pendapatan secara bijak.
Menurut Cita Mellisa, berbagai inisiatif tersebut menjadi bagian dari upaya BEI untuk menciptakan masyarakat Jawa Timur yang melek investasi dan semakin aktif di pasar modal.
“Dengan peningkatan literasi dan inklusi keuangan, kami berharap masyarakat bisa berinvestasi dengan bijak, aman, dan produktif untuk kesejahteraan jangka panjang,” tutupnya. Info/red
Berita Lainnya
Gelaran EJIF 2025 Perkuat Sinergi BI dan Pemprov Jatim
Menggali Kreativitas dan Kepedulian Lingkungan di Hari Batik Nasional bersama Swiss-Belinn Airport Surabaya
Aurora Tech Award 2026 Ajak Perempuan Indonesia Jadi Pelopor Inovasi Fintech