
Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis laporan kinerja inflasi Jawa Timur sepanjang tahun 2024, yang tercatat sebesar 1,51 persen. Angka ini masih berada dalam range target pemerintah sebesar 2,5% ± 1%.
Kepala BPS Jawa Timur, Zulkipli, menyatakan bahwa Jawa Timur berhasil menjaga laju inflasi di tengah fluktuasi harga beberapa komoditas, terutama emas perhiasan, bahan pangan, dan tembakau.
“Sepanjang 2024, ada pergerakan komoditas yang mempengaruhi perkembangan harga. Kenaikan harga emas dunia telah mendorong inflasi Jawa Timur dalam beberapa tahun terakhir, ditambah lagi berkurangnya produksi kopi yang menyebabkan harga naik,” jelasnya dalam paparan BRS, Kamis (2/1/2025).
Fenomena El Nino juga berdampak pada masa panen padi di sebagian wilayah, serta siklus panen produk hortikultura yang menyebabkan fluktuasi harga cabai rawit, cabai merah, bawang merah, dan tomat.
“Meski begitu, capaian inflasi Jawa Timur 2024 ini masih berada di range target pemerintah. Hanya ada beberapa daerah yang inflasinya masih berada di bawah target, seperti Surabaya, Malang, Madiun, dan Kediri. Dari 11 kota IHK di Jawa Timur, inflasi tertinggi pada 2024 terjadi di Sumenep sebesar 1,97 persen, dan terendah di Bojonegoro sebesar 1,14 persen,” paparnya.
Zulkipli menambahkan bahwa dalam 5 tahun terakhir, inflasi Jawa Timur sudah berada di range target pemerintah, kecuali pada tahun 2020 dan 2022 akibat pandemi Covid-19 dan kenaikan harga BBM yang mempengaruhi inflasi nasional. Sejak 2022 hingga 2023, komoditas beras, emas perhiasan, dan angkutan udara selalu mengalami kenaikan harga. Beberapa kegiatan terkait pendidikan juga menunjukkan tren kenaikan sepanjang lima tahun terakhir.
Pada Desember 2024, inflasi Jawa Timur tercatat sebesar 0,46 persen. Terutama dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil sebesar 0,40 persen terhadap inflasi umum.
Inflasi tertinggi terjadi di Bojonegoro sebesar 0,58 persen dan terendah di Probolinggo sebesar 0,28 persen. “Dibandingkan inflasi nasional pada Desember, inflasi Jawa Timur sedikit lebih tinggi yaitu 0,46 persen dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 0,44 persen. Jawa Timur berada di posisi ke-19 dari 38 provinsi di Indonesia,” jelasnya.
Beberapa komoditas yang mendorong inflasi Jawa Timur selama Desember 2024 meliputi telur ayam ras yang mengalami kenaikan harga sebesar 10,39 persen (mtm). Kemudian cabai rawit naik 20,01 persen, bawang merah naik 9,6 persen, cabai merah naik 61,33 persen, dan minyak goreng naik 2,36 persen.
“Komoditas seperti telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, dan minyak goreng cukup mendorong inflasi dari kelompok ini,” pungkasnya. info/red

Berita Lainnya
Komdigi Dukung Sekolah Rakyat dengan Akses Internet Cerdas
Ini Pandangan Profesor ITS Terkait Rencana Penggunaan BBM Bioetanol
Menkeu Purbaya Bakal Ubah Rp1.000 Jadi Rp1