Surabaya – Dalam kondisi perekonomian yang menghadapi tantangan, seperti deflasi selama lima bulan berturut-turut dan penurunan daya beli, banyak orang tetap harus berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka.
Tax & Financial Consultant, Dwie Ratna Winarsih, M.Hum, BKP menekankan bahwa meskipun terjadi deflasi, banyak orang yang masih berbelanja di mal dan mengunjungi tempat wisata, menandakan adanya dana yang tersedia di masyarakat. Namun ia mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas keuangan dengan menabung atau berinvestasi saat acara Coffee Break media bersama Bank Jabar Banten ( BJB) dengan tema “Deflasi, Menabung atau Investasi?” di Surabaya, Jumat (18/10/2024).
Dwie juga menyoroti kebiasaan generasi milenial dan gen Z yang lebih memilih traveling dari pada berinvestasi atau membeli rumah. Ia menekankan pentingnya alokasi keuangan yang bijaksana antara tabungan dan investasi, dengan memperhatikan diversifikasi untuk mengurangi risiko. Investasi sebaiknya dibagi dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Selain itu, disiplin dan pemahaman tentang momen yang tepat untuk berinvestasi juga menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan nilai aset.
Dwie menutup dengan mengingatkan bahwa investasi bukanlah sumber penghasilan aktif, melainkan cara untuk meningkatkan aset, yang tetap harus diiringi dengan dedikasi dalam bekerja agar target tercapai. ” investasi bukan sebagai pendapatan aktif. keuntungan dari investasi bertujuan meningkatkan nilai aset. Investasi boleh tetapi harus tetap bekerja keras” terangnya.info/red
Berita Lainnya
Kolaborasi Telin dan Citra Connect Perkuat Ekonomi Digital Indonesia
Grand Swiss-Belhotel Darmo Rayakan Peringatan Hari Disabilitas Internasional Bersama Yayasan Anak Terang Ceria
Sheraton Surabaya Hotel & Towers Rayakan Kemeriahan Natal