Surabaya – Di tengah tingginya biaya pengobatan, para pengusaha Tionghoa Surabaya menunjukkan kepedulian nyata dengan menghadirkan Griya Sehat Cahyadi, rumah pengobatan tradisional yang terbuka bagi masyarakat luas.
Berlokasi di Jalan Kapasan No. 39 Surabaya, Griya Sehat Cahyadi diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, didampingi Dr. (HC) Alim Markus, Hermawan Santoso, dan Indah Kurnia, Kamis pagi (9/10/2025). Peresmian turut disaksikan para pengusaha yang tergabung dalam Yayasan Bhakti Persatuan, PERPIT Jawa Timur, dan Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya.
Ketua Yayasan Bhakti Persatuan Hermawan Santoso menyampaikan bahwa Griya Sehat Cahyadi diharapkan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui pengobatan tradisional.
“Kami ingin masyarakat tetap sehat tanpa harus terbebani biaya tinggi,” ujarnya penuh harap.
Hermawan menuturkan, fasilitas Griya Sehat Cahyadi dilengkapi dua ruang pengobatan, masing-masing berisi tiga tempat tidur, serta empat terapis akupunktur yang siap melayani pasien. Layanan akan dibuka mulai awal November, setiap hari dari pagi hingga sore.
Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan Bhakti Persatuan Dr. (HC) Alim Markus mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan sebelum sakit datang.
“Jangan sampai sakit, karena biaya pengobatan sangat mahal. Lebih baik menjaga kesehatan sejak dini,” pesannya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan apresiasi tinggi kepada para pengusaha yang peduli terhadap masyarakat. Ia menilai, Griya Sehat Cahyadi menjadi bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
“Yayasan Bhakti Persatuan sudah banyak berkontribusi bagi Surabaya — mulai dari sekolah gratis, beasiswa pendidikan, hingga bantuan sosial. Kini hadir Griya Sehat Cahyadi yang menyediakan layanan pengobatan tradisional gratis seperti tusuk jarum dan terapi kesehatan lainnya,” jelas Eri.
“Inilah makna gotong royong yang sebenarnya — ketika pengusaha dan masyarakat saling membantu demi kebaikan bersama. Saya berterima kasih mewakili warga Surabaya. Semoga semua yang berbuat kebaikan ini mendapat berkah dari Tuhan,” tambahnya.
Anggota DPR RI Komisi IX Indah Kurnia juga memberikan apresiasi atas inisiatif tersebut. Ia menyebut langkah ini sebagai bentuk nyata kolaborasi sosial yang menghadirkan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Inilah wujud kepedulian dan solidaritas pengusaha Surabaya yang patut dicontoh,” ujarnya.
Ketua Perkumpulan Kesehatan Nasional Indonesia (PKNI) DPD Jatim sekaligus Kaprodi D4 Akupunktur dan Pengobatan Herbal Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC), Suryawan, SE, B.Med, M.Med, menjelaskan bahwa seluruh terapis di Griya Sehat Cahyadi merupakan tenaga kesehatan tradisional yang lulusan universitas dan memiliki kompetensi resmi.
Menurutnya, saat ini ada dua perguruan tinggi di Surabaya yang meluluskan tenaga pengobatan tradisional, yaitu Universitas Airlangga (Unair) dengan program studi Pengobat Tradisional (Battra) jenjang Diploma 3 dan 4, serta UKDC dengan program Akupunktur dan Pengobatan Herbal D4.
Suryawan menambahkan, pengobatan tradisional di Griya Sehat Cahyadi mencakup tusuk jarum, bekam, pijat, kerok, hingga terapi herbal yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
“Dengan tenaga profesional yang kompeten, masyarakat bisa berobat dengan aman dan nyaman di sini,” tegasnya.
Melalui kehadiran Griya Sehat Cahyadi, semangat gotong royong dan kepedulian sosial kembali terasa kuat di Kota Surabaya — menjadi bukti bahwa kesehatan dan kemanusiaan bisa tumbuh dari hati yang peduli. info/red
Berita Lainnya
Aloft Surabaya Pakuwon City Hadir Sebagai Destinasi MICE Terbaru di Surabaya Timur
Dua Imam Katolik Hadirkan Refleksi Iman Dalam Wujud Karya Seni Rupa
Rayakan Ulang Tahun ke-4, Grand Mercure Malang Mirama Kokoh Melangkah dan Berinovasi