SURABAYA (Pustakalewi) – Pagelaran Festival Rujak Uleg 2024 memang telah berakhir. Tapi ada yang tersisa dan menarik perhatian publik dari acara tahunan Pemerintah Kota Surabaya menyambut Ulang Tahun kota ini. Dari 564 peserta, hadirnya kelompok Jebbbeng Sorbejeh mencuri perhatian Eri Cahyadi-Armudji, Walikota dan Wakil Walikota Surabaya.
Siapakah mereka?. Menurut “kapten” kelompok Jebbbeng Sorbejeh, Cak Mujiono arti dari nama mereka adalah kumpulan perempuan keturunan Madura Surabaya. “Kota Surabaya adalah kota yang dinamis dan milik semua lapisan masyarakat, termasuk Jebbeng Sorbejeh ini,” ucap Mujiono kepada Pustakalewi, akhir pekan lalu. Mujiono menambahkan, mereka keturunan Madura yang tinggal sudah puluhan tahun di Surabaya. Beberapa orang dari anggota ini, tumbuh kembang, menetap dan mencari nafkah di Surabaya meski mereka tidak pernah melupakan jati diri leluhurnya dari Madura.
Karena kecintaannya kepada kota Surabaya, komunitas Jebbeng Sorbejeh ini dengan senang hati berperan serta proaktif dalam HUT ke-731 Surabaya, termasuk ikut dalam Festival Rujak Uleg 2024 minggu lalu. Festival Rujak Uleg tahun 2024 menjadi ajang pembuktian bagi komunitas Jebbbeng Sorbejeh, menampilkan kreasi dan kemampuan menghadirkan makanan tradisional asal Surabaya ini.
Karena kecintaannya kepada kota Surabaya, komunitas Jebbeng Sorbejeh ini dengan senang hati berperan serta proaktif dalam HUT ke-731 Surabaya, termasuk ikut dalam Festival Rujak Uleg 2024 minggu lalu. Festival Rujak Uleg tahun 2024 menjadi ajang pembuktian bagi komunitas Jebbbeng Sorbejeh, menampilkan kreasi dan kemampuan menghadirkan makanan tradisional asal Surabaya ini.
Mujiono juga menambahkan bahwa rujak uleg salah satu bentuk akulturasi budaya. Pasalnya, sebagai makanan rakyat yang banyak ditemukan di berbagai sudut kota Surabaya, rujak uleg sangat identik dengan etnis Madura. Berbagai bahan dasar pembuatan rujak uleg, seperti buah-buahan, sayuran, kerupuk, petis hingga lainnya dapat dibeli di pasar tradisional yang mayoritas pedagangnya adalah “orang Madura”. Itu sebabnya, rujak uleg diakui Mujiono sebagai salah satu bentuk akulturasi antara suku Madura dan “kelompok Arek” atau Arek Suroboyo itu sendiri.
Selain menampilkan menu rujak uleg terbaik versi mereka, Jebbeng Sorbejeh yang berisi 4 personil yaitu: Dhiah Rosita, Wahyu Sukarni, Alfiah dan Ita Milasari juga menghadirkan yel-yel: SORBEJEH HEBAT, JEBBENG SORBEJEH HEBAT yang dibalut kostum warna merah menyala, make up senada dengan kostum hingga dekorasi meja yang menjadi item penilaian dari tim juri.
Semua totalitas yang dilakukan Jebbeng Sorbejeh tidak sia-sia. Selain mendapat apreasi dari Eri-Armudji, mereka berhasil keluar sebagai juara ke-3 untuk kategori Yel-Yel Terbaik. Uang pembinaan Rp 1,5 juta dan vocer belanja berhak dibawa pulang oleh kelompok ini.
“Terima kasih kepada Allah SWT, apresiasi Cak Eri, Cak Armudji dan dukungan dari semua pihak atas penghargaan ini. Semoga memberikan semangat seluruh warga keturunan Madura di Surabaya untuk terus berkontribusi positif dan berpartisipasi dalam pembangunan kota khususnya di bidang kesenian, kebudayaan dan akulturasi budaya,” pungkas Mujiono. [JOY/Tsp].
Berita Lainnya
Lions Club Surabaya Shining Gelar Imlek dan Cap Go Meh 2025
Grand Inna Tunjungan Launching Social Function Packages dan Iftar Buffet Nostalgic Ramadhan
Tahun 2025 Bukit Darmo Golf Rangkul Golfer Muda