
Menjadi garam dunia di tengah keluarga adalah hal yang sulit bagi Suyoto Adi. Diusianya yang ke tujuh puluh (70) tahun Mbah Kung, demikian panggilan akrabnya, menceritakan upayanya mengajak istri dan anak-anaknya mengenal Kristus.
Tuhan memang mempunyai berbagai cara untuk memangil umatnya. Mbah Kung yang dari kecil pandai mengaji dan lulusan sekolah madrasah dengan nilai terbaik, mengaku tidak pernah terbersit sedikit pun ingin menjadi orang Kristen.
Keinginan itu muncul ketika pada saat berusia 31 tahun ia terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngatul, Mojokerto, karena diagnosa sakit migrain dan sulit tidur selama 3 bulan lebih. Sakit itu ia alami saat bekerja sebagai pengawas gudang di Pabrik Gula Cukir. “Mungkin sakit itu disebabkan pekerjaan saya sebelumnya jadi sopir angkutan barang dari surabaya ke yogyakarta ” aku Mbah Kung jujur.
Saat terbaring di rumah sakit, diantara sadar dan tidak di tengah malam Mbah Kung melihat seseorang memakai jubah putih menyala terang, tinggi dan besar di depan ranjang tidurnya. ”Orang itu berkata aku tidak bisa sembuh dan aku harus berobat ke biara lordes,” ujar guru agama Kristen SMAN 1 Mojoagung, Jombang ini.
Setelah perjumpaan singkat itu, Mbah Kung merasa bingung dan bertanya-tanya siapa gerangan yang mendatanginya. Sebenarnya ia ingin tahu tetapi sang tamu itu menghilang begitu saja.
Untuk memuaskan rasa ingin tahunya, Mbah Kung coba bertanya pada orang sakit yang ada di sebelah tempat tidurnya apakah ia melihat orang yang berbaju menyala-nyala yang baru saja menghampirinya. Tetangga tempat tidurnya mengaku tidak melihatnya. Tidak berselang lama, tetangga sebelah tempat tidur yang kebetulan beragama kristen itu berkata, “Pak, saya percaya yang tadi mendatangi bapak itu adalah Tuhan Yesus yang ingin menolong bapak”.
Mendengar jawaban tetangga kamar yang tidak sempat ia ketahui siapa namanya itu, Mbah Kung yang saat itu sangat membenci orang kristen tak percaya bahwa yang menemuinya adalah Yesus. Baginya Yesus adalah Tuhannya orang kafir. Ia tetap berontak dan tak mau mengakuinya.
Semakin terusik setelah baca Alkitab
Beberapa hari kemudian, ia melihat sebuah Alkitab yang di baca oleh orang yang sakit di sebelahnya. Entah kenapa, Mbah Kung tiba-tiba merasa ingin tahu apa isi dari Alkitab itu. ”Aku pun mencoba untuk pinjam. Setelah aku buka ada tulisan berbahasa jawa yang mengatakan ‘pangandelmu kang mitulungi kowe’ (percayamu yang menyelamatkan kamu,-red). Aku langsung menutup Alkitab itu dan langsung kukembalikan.”
Setelah 3 bulan dirawat di Rumah Sakit, Mbah Kung pun di bawa pulang oleh keluarganya karena keadaannya sudah mulai membaik.
Setelah di rumah, Mbah Kung masih memikirkan kata-kata yang pernah ia baca di Alkitab itu. Berhari-hari ia termenung dan ia mulai sadar bahwa ia ingin belajar agama Kristen.
“Ketika aku mulai mempelajarinya (agama kristen,-red), tak seorang pun keluargaku yang tahu. Setiap jum’at sore dengan sepeda mini kukayuh menuju ke daerah Mbongsorejo, menuju sebuah gereja yang ada di sana,” lanjut Mbah Kung dengan semangat.
Gereja itu kini bernama GKJW Mbongsorejo. Disana Mbah Kung mulai belajar mengenal Yesus. “Pendeta gereja saat itu, Pdt.Andreas Miswandi namanya, pertama kalinya mengajarkan Doa Bapa kami dan tentang pemahaman agama Kristen,” ujarnya seraya mengenang saat indah itu.
Kegandrungannya mempelajari agama kristen akhirnya ketahuan juga. “Suatu hari istriku mulai curiga dan bertanya, kenapa setiap hari jum’at sore bapak selalu keluar rumah dan pulang malam. Aku pun berterus terang jika aku ingin belajar agama Kristen,” tambah lansia enerjik ini.
Keadaan sedikit runyam. Istri dan anak-anak Mbah Kung waktu itu berontak dan marah padanya. “Mereka tak mau terima aku untuk jadi orang kristen,” imbuhnya seraya tersenyum.
Peristiwa kaburnya anak menjadi berkat
Berbulan-bulan lamanya Mbah Kung jadi orang asing di dalam keluarganya. Tak sepatah katapun keluar dari mulut anak-istrinya mengajaknya bicara. Sampai suatu hari salah seorang anaknya pergi dari rumah dan tak thau apa penyebabnya. Semua bingung dan tak tahu harus dicari ke mana. Istriku hanya bisa menangis. Aku mencoba membuat ia percaya bahwa Tuhan Yesus pasti melawatnya di manapun ia berada.”
Tidak lama kemudian, istri Mbah Kung berkata, bila anaknya pulang ia akan ikut agama yang Mbah Kung anut.”Dengan rasa putus asa yang berat aku pun hanya bisa berdoa minta agar dia kembali pulang,” akunya.
“Satu minggu kemudian anak kami pulang. Istriku langsung minta di baptis untuk jadi pengikut kristus karena bersyukur anakku bisa pulang kembali,” serunya dengan semangat. Tuhan memang mempunyai banyak teka-teki dalam hidup.Tak seorang pun thau apa yang jadi rencana dan kehendaknya.
(kris)
Berita Lainnya
Ratusan Siswa Metta School Peringati Hari Raya Waisak
Yayasan Sahabat Sinoman Indonesia Peringati Hari Tri Suci Waisak 2567 BE/2023
Kisah Kelahiran Buddha ada di Relief Dharma Sala Maha Vihara Mojopahit