
Surabaya, Pustakalewi.com – Sama seperti natal sebelumnya, Pengurus Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Surabaya dan Jatim Jumat pagi tadi (23/12) juga mengadakan peringatan natal antar sesama pengurus. Uniknya, tempat perayaan natal diadakan secara bergilir di kediaman pengurus Bamag Surabaya.
Untuk perayaan natal kali ini, yang didaulat menjadi tuan rumah adalah kediaman Pdt. John Massie yang terletak di bilangan Ngagel Jaya Selatan Surabaya. Pengurus Bamag Jatim yang juga gembala sidang Gereja Gerakan Pentakosta (GGP) Sola Gratia ini dengan senyumnya yang sumringah tampak antusias menyambut tamu satu persatu. Kediamannya yang termasuk kelas menengah itu menjadi tampak sempit akibat banyaknya tamu. Para pengurus yang hadir disalaminya dengan jabatan tangan yang hangat.
Sekretaris Bamag Surabaya, Drs. Herman Pontoh saat ditemui Pustakalewi.com mengatakan bahwa kegiatan natal pengurus ini telah menjadi tradisi Bamag Surabaya dan untuk kelima (5) kalinya bagi Bamag Jatim. Perayaan natal pengurus dilakukan sebagai ucapan syukur atas kasihNya kepada Bamag hingga dapat menapaki tahun 2005 dengan baik. Segala program yang direncanakan Bamag dapat berlangsung dengan baik dan dapat sambutan yang antusias dari gereja-gereja yang ada di Jawa Timur.
Sebagai lembaga yang didirikan untuk menjadi jembatan komunikasi antar satu gereja dengan gereja lainnya, pengurus Bamag, menurut Herman, patut mengucap syukur pada Yesus Kristus yang kelahirannya tengah diperingati oleh umat Kristen sedunia. Hal itu dikarenakan sepanjang tahun 2005 ini keberadaan Bamag semakin dapat diterima oleh gereja-gereja yang ada di Jawa Timur. Hal itu terlihat dari aktifnya gereja-gereja besar maupun kecil menghadiri kegiatan yang diadakan Bamag Surabaya maupun Bamag Jawa Timur.
Walau dikemas secara sederhana, natal kali tampak special karena dihadiri sebagian tokoh kunci Bamag Jatim. Acara diawali kata pembukaan oleh pembawa acara Pdt Butje Tuwoh, sambil diirngi musik lagu-lagu natal. “Tanpa kita sadari hari-hari dalam bulan telah membawa kita pada penghujung tahun 2005,” ujarnya membuka acara.
Setelah pembukaan, dilanjutkan pembawaan firman yang dilayani oleh Pdt F.A. Sumual dari Bamag Tulungagung. Dalam khotbahnya Sumual dengan tegas menekankan hal kebersamaan. Seringkali kita ungkap Sumual mengatakan kami dari gereja ini atau kami dari gereja B tapi jarang mendengar kata ‘kita’ untuk menunjukan kebersamaan di antara para gembala. Mantan ketua Bamag Tulungagung ini mensinyalir umat Kristen saat ini seperti gembala pada waktu mereka di Efrata, seperti yang tertulis di injil Lukas 2: 8-20, dimana kalimat pertama yang diucapkan adalah “Marilah kita……”. Menurut Sumual, itu menandakan kebersamaan di antara mereka melebihi egoisme individu yang ada.
Mendengar kotbah yang langsung menusuk ke inti bahaya laten konflik gereja, tampak para peserta tekun mendengar. Tampak Eddy Pattinasarane, Romo Julius Haryanto CM, Pdt Stefanus Semianta dari Bojonegoro, Pdt Josua Tanjung, Pdt Charles Simamora, Pdt Sih Hardi dari Pasuruan dan Pdt Sudhi Dharma mengangguk-anggukkan kepala.
Setelah mendengarkan kotbah yang mengajak segenap pengurus Bamag melakukan instropeksi, para pengurus Bamag yang berjumlah kurang lebih 40 orang itu diajak menikmati perjamuan kasih yang telah disiapkan ibu pendeta John Massie dengan cukup lengkap. Seperti biasanya, setiap pengurus juga dianjurkan untuk membawa lauk-pauk untuk dinikmati bersama. Mungkin,.agar tidak sama seperti orang Jahudi yang terkenal kikir itu. Selamat Natal pak dan bu pendeta!
(raf)
Berita Lainnya
Ratusan Siswa Metta School Peringati Hari Raya Waisak
Yayasan Sahabat Sinoman Indonesia Peringati Hari Tri Suci Waisak 2567 BE/2023
Kisah Kelahiran Buddha ada di Relief Dharma Sala Maha Vihara Mojopahit